Tanah Longsor Bencana Paling Mematikan Tahun 2014

Kompas.com - 15/12/2014, 18:03 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com - Tanah longsor membunuh ratusan jiwa. Sepanjang tahun 2014, sejumlah 338 orang meninggal akibat tanah longsor.

"Tanah longsor menjadi bencana paling mematikan tahun 2014," kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Tahun 2014, ada 385 kejadian tanah longsor. Selain ratusan korban meninggal, ratusan rumah juga rusak dan belasan 13.262 orang harus mengungsi.

Sutopo menyatakan, tren bencana tanah longsor terus meningkat sejak tahun 2005 hingga 2014. Jumlah korban meninggal dan kerugian akibat bencana itu juga tinggi.

Tahun 2005, ada 50 kejadian tanah longsor dengan jumlah korban meninggal 212 orang. Sementara, sejumlah 3.530 orang mengungsi.

Kejadian longsor terbanyak dalam satu dekade terakhir adalah tahun 2010. Ada 400 kejadian longsor dengan 266 korban meninggal dan 4.239 korban yang harus mengungsi.

BNPB Jumlah kejadian longsor dan korban meninggal selama 2005 - 2014.

Salah satu longsor yang memakan korban banyak adalah yang terjadi di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Jumat (12/12/2014) lalu. Hingga Senin  hari ini, pukul 13.00 WIB, dikonfirmasi sejumlah 51 orang tewas.

Kejadian longsor besar lain adalah di Dusun Gunungraja, Desa Sijeruk, Banjarmangu, Banjarnegara, Jawa Tengah pada 4 Januari 2006. Sejumlah 76 orang tewas.

Di Karanganyar, Jawa Tengah, tanah longsor pernah terjadi pada 26 Desember 2007. Sebanyak 62 orang tewas dan kerugiannya mencapai 137 miliar.

Longsor besar juga pernah terjadi di Ciwideuy pada 22 Februari 2010, menewaskan 33 korban jiwa. Di Cililin, Bandung, longsor terjadi 25 Maret 2013 dengan 14 orang tewas.

BNPB Tren kejadian longsor menurut bulan kejadiannya. Data menunjukkan, longsor banyak terjadi pada puncak musim hujan.

Sutopo mengatakan, "kejadian longsor banyak terjadi pada bulan Januari dan Februari, terus mengikuti puncak musim hujan."

Menurut Sutopo, wilayah rawan longsor tersebar dari Sabang sampai Merauke. Wilayah itu antara lain sepanjang bukit barisan Sumatera, selatan Jawa, dan sulawesi bagian tengah.

Jumlah warga Indonesia yang terpapar langsung bahaya longsor sejumlah 40,9 juta jiwa, seperenam penduduk Tanah Air.

Di antara sejumlah warga itu, terdapat 4,28 juta jiwa balita, 323.000 jiwa orang berkebutuhan khusus dan 3,2 juta jiwa lansia yang lebih rentan bencana.

Survei BNPB menunjukkan, kapasitas untuk menyelamatkan diri dari bencana longsor masih rendah, terutama di wilayah-wilayah yang terpencil.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau