KOMPAS.com – Sekitar 60-85 juta tahun lalu, daratan yang disebut dengan Zealandia terpisah dari Australia. Daratatan itu kemudian membentuk Selandia Baru.
Namun tak semua daratan Zealandia bisa dilihat saat ini. Sebagian besar daratan telah tenggelam di bawah Samudra Pasifik. Meski demikian, ilmuwan meyakini bahwa daratan itu adalah benua yang berbeda.
Untuk mengetahui apa yang terjadi berserta karakteristiknya, lebih dari 30 peneliti dari 12 negara datang mempelajarinya. Mereka melakukan penelitian dengan menggunakan kapal riset berteknologi tinggi.
Selama dua bulan, mereka memulai pengeboran dasar laut atau 4.000 kaki di bawah permukaan. Hasilnya? Para peneliti mengumpulkan inti sedimen setinggi 8.000 kaki untuk mengungkap proses geologi selama lebih dari 70 tahun terakhir.
"Inti (sedimen) bertindak sebagai mesin waktu untuk memungkinkan kita melangkah lebih jauh dan lebih jauh ke masa lalu, pertama melihat longsoran bawah laut kuno lalu bukti batuan ditempa dari sumbernya yang berapi," tulis Stephen Pekar, salah satu ilmuwan yang terlibat, seperti dikutip dari Futurism, Jumat (29/9/2017).
"Anda bisa membayangkan di suatu tempat di dekat Zealandia terdapat gunung yang menyemburkan batuan berapi dan gulungan asap,” imbuhnya.
Baca Juga: Benua Baru Ditemukan di Timur Australia, namanya Zealandia
Tak berhenti sampai di situ, Pekar dan koleganya juga berhasil mendapatkan lebih dari 8.000 fosil. Dengan begitu, keragaman spesies yang menghuni Zealandia sebelum tenggelam dapat digambarkan.
Diperkirakan, hewan darat pernah bermukim di Zealandia. Daratan ini juga menjadi penghubung antar benua.
"Penemuan kerangka mikroskopis organisme yang hidup di perairan dangkal hangat, dan spora dan serbuk sari dari tanaman darat, mengungkapkan bahwa geografi dan iklim Zealandia jauh berbeda di masa lalu," demikian sebuah pernyataan dari Gerald Dickens, pemimpin ekspedisi.
Ekspedisi ini diharapkan membawa pemahaman baru terkait kehidupan yang terjadi di sekitar Pasifik Selatan. Sebelum itu, 30 peneliti harus mempublikasikan analisisnya dan diuji oleh pakar. Kapal riset juga telah siap menggali di Selandia Baru, Australia, dan Antartika pada 2018.
Baca Juga: Ekspedisi Menuju Benua yang Hilang Dimulai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.