Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam jurnal Applied Optics tahun 2008, kurva Bumi agak terlihat pada ketinggian sekitar 10 kilometer, selama Anda punya sudut pandang 60 derajat.
Lengkungan ini semakin terlihat ketika Anda mencapai ketinggian 15 kilometer, sesuatu yang dulu mudah dicapai oleh para penumpang pesawat jet Concorde yang terbang pada ketinggian 18 kilometer.
Keenam, melalui balon cuaca. Hal ini pernah dilakukan oleh mahasiswa University of Leicester pada Januari 2017 yang mengikatkan kamera di balon cuara. Naik hingga naik 23,6 kilometer, rekaman menunjukkan adanya lengkungan cakrawala.
Terakhir, cara yang cukup murah dan sederhana: pembandingan bayangan. Cara ini pernah digunakan oleh matematikawan Yunani bernama Eratosthenes untuk memperkirakan keliling bumi.
Dia membandingkan bayangan titik balik matahari antara Aswan dan Alexandria yang lebih di utara. Tepat pada pukul 12 siang, matahari yang berada di atas kepala tak menghasilkan bayangan saat Eratosthenes berada di Aswan. Sebaliknya, bayangan muncul dari tongkat yang dipasang di Alexandria pada jam yang sama.
Ketika mendapati hal ini, Eratosthenes pun menyadari bahwa dia bisa menghitung keliling bumi jika mengetahui sudut bayangan dan jarak antara kedua kota tersebut.
Mari bayangkan jika bumi datar. Perbedaan panjang bayangan tentunya tak akan terjadi karena posisi matahari relatif akan sama terhadap tanah. Namun, karena bumi berbentuk bulat, posisi matahari pun berbeda, walaupun kedua kota tersebut hanya berjarak beberapa ratus kilometer.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.