Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 4 Jenis Buaya di Indonesia, Bagaimana Menghindarinya?

Kompas.com - 19/09/2017, 20:08 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com –- Seorang remaja, Arjuna (16), meninggal karena dimakan oleh buaya muara di Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Jumat (15/9/2017) lalu. Bermaksud menolong Arjuna, Supriyadi yang dikenal dengan sebagai pawang buaya juga diterkam buaya.

Kasus ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Dengan banyaknya sungai, rawa, dan laut; kita harus berhati-hati agar tak menjadi korban berikutnya.

Peneliti utama Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesa (LIPI), Hellen Kurniati, mengatakan, terdapat empat jenis buaya yang hidup di Indonesia. Antara lain, buaya muara (Crocodylus porosus), buaya siam (Crocodylus siamensis), buaya irian (Crocodylus novaeguineae), dan Buaya sepit atau Senyulong (Tomistoma schlegelii).

(Baca juga: Mengapa Buaya Sering Memangsa Manusia Akhir-akhir Ini?)

Menurut Hellen, di antara keempat jenis buaya itu, buaya muara merupakan yang paling ganas. Tubuhnya mencapai 7-8 meter dan memiliki daya adaptasi yang tinggi, habitatnya dari hulu sungai hingga ke laut.

“Ganasnya mulai dari telur. Kalau telur buaya muara ini, kita bantu menetas di di penangkaran, dibukain telurnya. Kalau tidak hati-hati, dia keluar itu gigit tangan kita. Itu sudah reflek dia,” kata Hellen kepada Kompas.com, Senin (18/9/2017).

Hellen mengatakan, ketiga jenis buaya lainnya tidak begitu ganas. Ukuran tubuhnya pun lebih kecil, yakni 4-5 meter. Rata-rata buaya hidup di sungai berair tenang, seperti rawa dan danau.

Untuk buaya muara, Hellen mengatakan, reptil besar itu meyukai pohon bakung dan bersarang di sana. Untuk mengetahui ada tidaknya buaya, cara yang cukup mudah adalah dengan hanya bermodalkan senter. “Keluar malam, terus bawa senter dengan sinar yang kuat. Kalau terlihat ada sinar mata berwarna merah muda, itu adalah buaya,” ujar Hellen.

Meski beringas, sebetulnya, buaya dapat dijinakkan di penangkaran. Tanpa harus berburu dan tidak banyak bergerak, buaya akan menjadi jinak. Hal itu juga berlaku bagi anak buaya yang lahir di penangkaran. Mereka akan lebih jinak dibandingkan sesamanya yang lahir di alam liar.

“Karena sudah ketemu manusia. Istilahnya habituasi dengan manusia, jadi lebih jinak,” ucap Hellen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau