Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sepelekan Lubang Gigi, Akibatnya Lebih Besar dari Dugaan

Kompas.com - 06/09/2017, 19:48 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Melalui Surat Keputusan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2015, pemerintah menargetkan bebas karies gigi usia 12 tahun pada 2030.

Memberantas lubang gigi susah-susah gampang karena terkait kebiasaan warga.

Jepang berhasil membebaskan karies gigi lebih dari 90 persen pada anak usia 12 tahun di daerah Yahiko, Provinsi Niigata. Waktu yang diperlukan tidaklah singkat, 27 tahun, dari 1970-1997.

Jepang melatih anak-anaknya mulai dari usia 4 tahun untuk berkumur dengan larutan flouride (Kumur-F) konsentrasi 0,05 persen setiap hari setelah sikat gigi bersama.

Setelah masuk SD, Kumur-F dilanjutkan dengan konsentrasi 0,2 persen setiap pekan. Lalu, penutupan ceruk gigi juga dilakukan bila gigi molar punya ceruk yang dalam.

“Kemungkinan tercapai target 2030 masih dalam pertanyaan," kata Anton mengomentari target Indonesia.

Baca Juga: Awas, Seks Oral Bisa Memicu Kanker Lidah, Mulut, dan Tenggorokan

Dalam pidato mengukuhannya, Anton mengusulan pencegahan karies gigi dapat dilakukan tak hanya pada anak SD.

Langkah pertama, pencegahan dilakukan saat ibu hamil.

“Satu peres sendok teh baking soda dan satu peres garam dapur segera setelah muntah dapat kembalikan suasana asam jadi netral di rongga mulut, jadi perkecil risiko atrisi dan karies gigi,” kata Anton.

Bila Anda punya anak balita, kebiasaan mengunakan dot perlu diperhatikan. Umumnya, dot susu diberikan pada anak menjelang tidur. Kondisi itu jelas merusak. Ketika susu terlalu lama mengendap pada mulut dan gigi akan berubah menjadi asam.

Program Sikat Gigi Bersama (SIGIBER) juga perlu digalakkan. Para guru dapat berperan aktif dalam mengawasi anak saat SIGIBER dilaksanakan. Tujuannya adalah pembiasaan sikat gigi malam di rumah.

“Waktu program di Bekasi sekitar 3-4 tahun lalu, anak bisa jadi motivator. Si anak ikut ajak teman, saudara dan orang tuanya untuk sikat gigi,” ucap Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com