Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Lem Pertama di Dunia, Penciptanya Neanderthal

Kompas.com - 06/09/2017, 08:03 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Sumber Newsweek

KOMPAS.com –- Selama ini, daya kognitif Neanderthal telah dianggap remeh. Anggota awal genus Homo dari Eropa dan Asia ini dicibir karena diidentikkan dengan cara kuno dan ketidaktahuan. Namun, hasil penelitian yang dipublikasikan di Scientific Report pada akhir Agustus 2017 memutarbalikkan prasangka tersebut.

Para peneliti mengungkapkan bahwa Neanderthal telah mampu menghasilkan lem untuk memenuhi kebutuhan mereka sekitar 200.000 tahun yang lalu. Menggunakan tar, Neanderthal merekatkan batu api dengan kayu dan menggunakannya sebagai tombak berburu.

Untuk menyelidiki bagaimana Neanderthal membuat lem, para peneliti dari Leiden University, Belanda, melakukan simulasi dengan alat yang ada pada masa Paleolitikum.

(Baca juga: Perekat Mahakuat Dibuat, Kini Jantung Pun Bisa Dilem!)

Ternyata, cara yang paling sederhana adalah membakar gulungan kulit pohon birch pada suhu tinggi, sedangkan cara yang kompleks adalah membuat struktur dari kulit pohon birch dan membakarnya.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Paul Kozowyk juga mencatat waktu yang diperlukan, bahan bakar, suhu dan bahan yang dibutuhkan untuk menghasilkan tar. Kemudian, Kozowyk dan timnya membandingkan hasil yang didapat dengan catatan Palaeolitik.

"Hasil kami menunjukkan bahwa mendapatkan jumlah tar yang berguna bisa dilakukan dengan menggabungkan bahan dan teknologi yang sudah digunakan oleh Neanderthal," tulis para peneliti.

Para peneliti mengusulkan bahwa Neanderthal kemungkinan besar menemukan lem setelah menyadari adanya tar pada gulungan kulit pohon birch yang terbakar. Pohon ini telah tersedia di Eropa selama masa Pleistosen. Mereka kemudian berusaha untuk memproduksinya dalam jumlah banyak dengan menggabungkan teknologi dan pengetahuan yang sudah ada.

"Penemuan semacam ini pasti didorong oleh keingintahuan dan ketertarikan pada sifat seperti melekatkan dan viskositas material yang baru ditemukan. Terlebih lagi, agar produksi tar menjadi inovasi abadi, Neanderthal harus dapat menjaga penyulingan kering sebagai teknik yang berguna untuk memproduksi perekat," tulis para peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau