Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2017, 21:05 WIB
|
EditorShierine Wangsa Wibawa

KOMPAS.com -- Beberapa hari yang lalu, dua anak di Boyolali, Jawa Tengah, dikabarkan tewas setelah menggunakan pestisida pembasmi hama tanaman untuk menangani kutu rambut. Selain kedua anak dan orangtuanya, mungkin masih banyak orang Indonesia yang tidak mengetahui cara menangani kutu rambut yang benar.

Dilansir dari WebMD dan artikel Healthline yang diulas oleh dokter Steven Kim, MD, kutu adalah serangga kecil yang hidup pada manusia dan memakan darah.

(Baca juga: Gunakan Pestisida untuk Basmi Kutu Rambut, 2 Anak di Boyolali Tewas)

Walaupun tidak melompat atau terbang, kutu dapat dengan mudah disebarkan melalui kontak dekat dan berbagi benda-benda personal, seperti sisir, jepit rambut, headphone, dan topi, dengan orang yang terinfeksi kutu. Serangga ini juga dapat hidup untuk waktu yang lama di dalam perabotan yang berkain, handuk, alas tempat tidur, dan pakaian.

Selain itu, menurut Dr Abraham Arimuko, SPKK, MARS, kurang menjaga kebersihan dapat menjadi faktor penyebab kutu.

Oleh karena itu, populasi yang paling berisiko terinfeksi kutu adalah anak-anak sekolah playgroup, TK, dan SD. Mereka biasanya bermain dengan kontak dekat dan berbagi benda-benda yang menyentuh kepala mereka. Keluarga dari anak-anak di usia sekolah muda dan orang-orang yang bekerja di playgroup, TK, dan SD juga memiliki risiko tinggi.

Ketika pertama kali terkena kutu rambut, seseorang mungkin tidak akan merasakan apa-apa. Rasa gatal pada kulit kepala biasanya baru mulai berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah kutu menyebar. Rasa gatal ini biasanya juga dibarengi oleh perasaan adanya sesuatu yang berjalan-jalan di kulit kepala dan luka akibat menggaruk kulit kepala.

(Baca juga: Mengenal Amphipod yang Menggerogoti Kaki Remaja Australia)

Jangan menggaruk kepala ketika kutu menyerang. Goresan kuku dapat melukai kulit dan menyebabkan infeksi lebih lanjut. Dalam kasus kutu rambut yang lebih parah, rambut bahkan bisa rontok dan area kulit yang terinfeksi oleh kutu bisa berwarna gelap.

Untuk memastikan bila Anda telah terinfeksi kutu rambut atau tidak, WebMD menyarankan untuk mengunjungi dokter. Dokter biasanya akan menyisir rambut menggunakan sisir bergigi rapat atau mencari kutu dan telurnya melalui mikroskop. Kutu biasanya berwarna terang, sedangkan telurnya berwarna gelap dan sulit dilepaskan dari rambut.

Pengobatan

Sayangnya, kutu tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Penderita kutu harus secara proaktif menanganinya sejak gejala pertama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+