Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/08/2017, 16:41 WIB
Lutfy Mairizal Putra,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hidup sehat hingga usia tua menjadi impian setiap manusia. Namun, banyak orang gagal dan ketika memasuki 40, penurunan fisik dan mental mulai terlihat.

Beragam penyakit bermunculan, mulai dari darah tinggi, jantung, diabetes, asam urat, sampai Alzheimer.

Kabar baiknya, penurunan fisik dan mental itu sebenarnya bisa dicegah dengan latihan fisik secara rutin.

Sebuah studi yang dipimpin oleh Kathrin Rehfeld daru Neurodegenerative Diseases di Jerman mengungkap, menari ternyata merupakan aktivitas fisik paling ampuh.

Baca Juga: Perhatian untuk Semua, Tidak Mungkin Jadi Gemuk Sekaligus Sehat

"Dalam penelitian, kami menunjukkan bahwa dua jenis latihan fisik (menari dan ketahanan), meningkatkan aktivitas area otak yang menurun seiring bertambahnya usia," katanya.

"Namun, hanya menari yang hanya menari yang mampu memberikan perubahan perilaku nyata dalam peningkatan keseimbangan," imbuhnya.

Dilansir dari Science Daily, Jumat (25/8/2017), peneliti merekrut relawan lansia dengan usia rata-rata usia 68 tahun.

Mereka diberikan program latihan ketahanan, fleksibilitas, dan menari setiap minggu selama delapan belas bulan.

Setiap jenis latihan memberikan dampak tetapi menari memberikan tantangan tambahan dibandingkan latihan lain.

"Aspek yang paling menantang bagi mereka adalah mengingat rutinitas di bawah tekanan waktu dan tanpa isyarat dari instruktur," kata Rehfeld.

"“Saya pikir menari adalah alat yang ampuh untuk menetapkan tantangan baru bagi tubuh dan pikiran, terutama di usia yang lebih tua," imbuhnya.

Baca Juga: Kabar Buruk, Orang Indonesia Krisis Buah dan Sayur

Saat ini, peneliti mengevaluasi sistem baru yang disebut "Jymmin" (jamming dan senam). Ini adalah sistem berbasis sensor yang menghasilkan suara (melodi, ritme) berdasarkan aktivitas fisik.

Sistem baru itu diharapkan bermanfaat mempertahankan fisik dan mental serta membantu orang-orang yang mederita demesia. Rist ini dipublikasikan di jurnal Frontiers of Neuroscience.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau