Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmi, 2016 adalah Tahun Terpanas dalam 8.000 Abad

Kompas.com - 18/08/2017, 07:09 WIB

KOMPAS.com -- Sejak tahun 1998, aktivitas manusia telah memerangkap lebih dari dua miliar bom atom bernilai ekstra dalam sistem iklim planet kita. Aktivitas utama yang menyebabkan hal tersebut ialah meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca ke tingkat tertinggi dalam 800.000 tahun, pada tingkat tercepat yang pernah terjadi di Bumi sejak zaman Dinosaurus.

Tentunya, panas yang ekstra itu tidak akan dapat bertambah tanpa konsekuensi yang muncul. Dua laporan baru mengonfirmasi bahwa tahun 2016 merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat. Aktivitas manusia menjadi penyebab besar pemanasan global yang melebihi umumnya.

Pada tanggal 10 Agustus, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat mengeluarkan laporan tahunan tentang Iklim Negara Bagian, yang diterbitkan bersamaan dengan American Meteorological Society.

(Baca juga: 5 Malapetaka yang Terjadi Jika Suhu Bumi Naik 1,5 Derajat Celcius)

Laporan setebal 298 halaman tersebut disiapkan oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh NOAA’s National Centers for Environmental Information, yang menegaskan bahwa 2016 adalah tahun terpanas dalam 137 tahun pencatatan.

Laporan pengkajian ulang menyatakan bahwa dengan rata-rata tahunan konsentrasi CO2global sebesar 402,9 bagian per juta, konsentrasi gas rumah kaca 2016 merupakan yang tertinggi. Hal ini menjadikan tahun 2016 sebagai tahun terpanas sepanjang delapan ribu abad, di mana tingkat CO2 melebihi 400 bagian per juta.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa pada tahun 2016, rata-rata global untuk suhu permukaan laut, tataran laut, dan suhu atmosfer yang lebih rendah mencapai rekor tertinggi, sedangkan laut es Antartika mencapai rekor terendah. Suhu permukaan juga mencapai kehangatan, yang sebagian besar dipicu oleh El Niño yang dahsyat pada awal 2016.

Sebuah rilis yang menyertai laporan tersebut mencatat bahwa indikator utama perubahan iklim ini terus mencerminkan kecenderungan yang konsisten dengan planet yang sedang memanas.

(Baca juga: Bukan Daur Ulang, Inilah 8 Pilihan Hidup Terbaik untuk Bumi)

"Pengendalian" Iklim oleh Manusia

Sementara 2016—dan 2015 dan 2014, dua pemegang rekor sebelumnya untuk tahun terpanas—mungkin memiliki panas yang tidak biasa, perlu diselidiki seberapa besar kemungkinan cuaca ekstrem ini terjadi tanpa pengaruh manusia.

Satu studi baru, yang diterbitkan di Geophysical Review Letters pada tanggal 10 Agustus, menyimpulkan bahwa catatan panas baru-baru ini akan sangat tidak mungkin terjadi tanpa keterlibatan manusia yang gemar menambahkan panas buatan.

Studi tersebut menemukan bahwa rekor beruntun 2014-2016 sebagai tahun terpanas memiliki kurang dari 1:3.000 kemungkinan yang terjadi tanpa pemanasan akibat manusia. Pengaruh manusia meningkatkan peluang pemanasan global, yang membuatnya menjadi 1:100 kemungkinan.

Secara khusus, pemanasan global 2016 yang berbeda dari tahun-tahun lainnya akan menjadi 1:1.000 peristiwa di dunia tanpa pemanasan yang disebabkan oleh manusia. Bagaimanapun, dengan keterlibatan manusia di dalamnya, kemungkinan suhu tahun 2016 meningkat hingga 27 persen.

Artikel ini sudah pernah tayang di National Geographic Indonesia dengan judul: Tahun 2016 Menjadi Tahun Terpanas Sepanjang Delapan Ribu Abad

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau