Secara acak, kotak berwarna akan muncul di layar, dan peserta diminta menyentuhnya secepat mungkin, sebelum mengembalikan jari mereka ke lingkaran hitam.
Pada tingkat yang lebih kompleks, peserta diminta untuk membuat pilihan diantara dua kotak yang mereka sentuh tergantung pada aturan yang telah ditentukan sebelumnya.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal medis PLOS ONE, melaporkan variabilitas reaksi waktu intra-individual yang lebih besar, namun tidak pada rata-rata kecepatan waktu respon, secara signifikan mampu memprediksi waktu bertahan hidup".
Intervensi lebih dini
Profesor Michael Woodward adalah penasihat medis utama di Dementia Australia Victoria dan Direktur Penelitian Perawatan Lansia di Austin Health di Melbourne, Victoria.
Dia menggambarkan tes yang tersedia saat ini sebagai tes yang layak untuk mendeteksi tingkat kerusakan kognitif seseorang.
"Tapi dalam mendeteksi seberapa banyak seseorang akan mengalami penurunan di masa depan adalah tidak terlalu memadai dengan tes saat ini," katanya.
"Akan adil untuk mengatakan bahwa sebagian besar tes yang kita miliki tidak terlalu membantu secara khusus dalam menentukan risiko penurunan kognitif seseorang, risiko seseorang mengalami demensia atau risiko kematian seseorang."
Dr Woodward mengatakan bahwa semakin dini mereka dapat mendeteksi perubahan pada otak seseorang, kemungkinan besar tersedia kesempatan untuk melakukan intervensi.
"Pada saat ini sebagian besar intervensi bersifat eksperimental," katanya.
"Tapi sangat penting bahwa orang-orang menyadari diri mereka sehingga mereka dapat mendaftarkan diri dalam penelitian yang mungkin menargetkan penumpukan protein beracun dan perubahan lainnya yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan kognitif dan demensia."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.