Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2017, 19:38 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Melihat pornografi tentu bukan kewajiban. Tetapi di antara mereka yang sangat menikmatinya, ada yang melihat terlalu dini (usia terlalu muda) dan terlalu terlambat (jauh setelah pubertas).

Sebuah riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Nebraska mengungkap, perbedaan waktu menemukan pornografi itu ternyata punya akibat berbeda
.
Alyssa Bischmann bersama timnya melakukan survei pada 330 mahasiswa pria heteroseksual. Ia menemukan, rata-rata pria mulai mengenal pornografi pada usia 13 tahun.

Dari sekian banyak mahasiswa yang disurvei, usia paling muda mengenal film porno adalah 5 tahun sementara yang tertua 26 tahun.

Bischmann dan timnya menemukan bahwa mereka yang mengenal dan akhirnya maniak pornografi pada usia terlalu dini akan tumbuh menjadi pria yang "sexist".

Baca Juga: Kisah Pakar Penis dan Vagina Ungkap Seks Lumba-lumba

Seksisme membuat pria memandang rendah perempuan. Akibatnya, hubungan dengan lawan jenis pun tak berjalan baik.

Pada saat yang sama, pria yang mengenal pornografi terlalu dini cenderung mengalami kegelisahan ketika berhadapan dengan perempuan dalam dunia nyata.

"Pengalaman seksual tidak seperti yang direncanakan atau tidak seperti yang terlihat dalam pornografi," ungkap Christina Richardson yang juga terlibat riset.

Sementara itu, mereka yang "terlambat" mengenal pornografi tetapi kemudian maniak biasanya akan menjadi lebih percaya diri dalam menghadapi perempuan di dunia nyata.

Tapi, Richardson seperti dikutip BBC, Jumat (4/8/2017), mengatakan, mereka "kemungkinan besar akan menikmati gaya hidup sebagai playboy."

Baca Juga: Bagaimana Seks Tanpa Kondom Mengganggu Vagina?

Riset yang dipresentasikan di pertemuan American Psychological Association minggu ini belum memerhatikan faktor kelas ekonomi, frekuensi menikmati pornografi, dan faktor demografi lain.

Meski demikian, riset ini bisa memberi gambaran tentang dampak pornografi yang ternyata lebih banyak buruknya.

Terapis seks Peter Saddington mengatakan, "pornografi bisa dan memang punya dampak pada perilaku pria dalam seks."

Selain bisa menyebabkan pria menjadi "sexist", pornografi bisa membuat individu kurang punya keahlian dalam seks yang sebenarnya.

Richardson mengatakan, "pornografi bukan sesuatu yang sehat." Ia mengatakan, dunia butuh role model yang lebih sehat tentang maskulinitas.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com