KOMPAS.com -- Sebuah terobosan untuk memperlambat proses penuaan kembali dilakukan oleh para peneliti. Meski masih tahap awal, temuan ini menjadi harapan baru untuk memerangi penyakit terkait usia dan memperpanjang usia harapan hidup manusia.
Proses penuaan di seluruh tubuh dikendalikan oleh sel punca yang ditemukan di daerah hipotalamus, bagian otak seukuran kacang almon. Meski berukuran kecil, hipotalamus membentuk hubungan penting antara sistem saraf dan hormon tubuh.
Nah, sel punca ini telah diketahui membentuk sel otak segar. Sayangnya, saat dilakukan percobaan pada tikus, terlihat bahwa sel punca neural yang ditemukan di beberapa daerah otak saat lahir menghilang dari hipotalamus seiring dengan bertambahnya usia.
(Baca juga: Bisakah Teknologi Menghentikan Penuaan?)
Untuk menguji lagi apakah penurunan sel punca memang menyebabkan penuaan, para peneliti menyuntik tikus dengan toksin yang menghapus 70 persen sel punca neural mereka.
Efeknya ternyata mencolok, selama beberapa bulan berikutnya tikus-tikus itu lebih cepat menua dari biasanya. Tidak hanya daya tahan, terjadi penurunan drastis pada koordinasi, perilaku sosial, dan kemampuan untuk mengenali benda-benda. Tikus-tikus itu juga mati beberapa bulan lebih awal dari tikus lain yang sehat.
"Secara perilaku, tikus menua lebih cepat saat sel menghilang," kata Dongsheng Cai, peneliti di Albert Einstein College of Medicine di New York seperti yang dikutip dari Guardian, Rabu (26/7/2017).
Para peneliti kemudian menyuntikkan sel punca pada otak tikus.
Hasilnya, implan sel punca membuat penuaan neuron di otak melambat, membuat tikus yang tua lebih sehat secara fisik dan mental selama berbulan-bulan, dan memperpanjang umur mereka sebanyak 10-15 persen dibandingkan dengan tikus lain yang tidak mendapatkan impan.
Jika disejajarkan dengan manusia, maka seseorang dengan harapan hidup 80 tahun bisa hidup lebih lama hingga mencapai usia 92 tahun.
(Baca juga: Terungkap, Penuaan dan Umur Dikendalikan oleh Gen)
Setelah membuktikan bahwa sel punca neural berpengaruh pada penuaan, para peneliti kemudian menjalankan tes lebih lanjut untuk mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan oleh sel tersebut.
Molekul yang disebut microRNA atau mirNa, yang dilepaskan dari sel punca neural, bertanggung jawab atas sebagaian besar efek penuaan. Ketika molekul diproduksi di hipotalamus, mereka kemudian mengalir ke dalam cairan otak dan sumsum tulang belakang sehingga memengaruhi bagaimana gen beroperasi.
"Mekanisme ini sebagian karena sel-sel ini mengeluarkan miRNA tertentu yang membantu mempertahankan keremajaan. Hilangnya sel-sel tersebut menyebabkan penuaan," jelas Cai.
Selanjutnya penelitian yang sudah dipublikasikan di Nature ini akan fokus untuk memproduksi sel punca neural manusia yang akan digunakan untuk pengujian lebih lanjut. "Manusia tentu lebih kompleks. Namun, bila mekanisme ini memang mendasar, Anda bisa berharap akan melihat efeknya saat dilakukan," ujar Cai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.