Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Langka, Seorang Anak Bisa Kontrol HIV dalam Tubuhnya Tanpa Obat

Kompas.com - 25/07/2017, 18:56 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Seorang anak dari Afrika Selatan menjadi perbincangan dalam International AIDS Conference ke 9 yang diadakan Paris minggu lalu.

Pasalnya, dia bisa bertahan hidup dan mengendalikan virus dalam kondisi tak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun tidak mengonsumsi anti retroviral (ARV).

Para ilmuwan yang mengikuti konferensi itu mengatakan, kasus pada anak yang identitasnya dirahasiakan itu merupakan pertama kali di Afrika dan ketiga di dunia.

"Ini sangat langka," kata Avy Violari, Kepala Unit Penelitian HIV Parilahir (periode 5 bulan sebelum kelahiran hingga 1 bulan sesudahnya) di University of Witwatersrand di Afrika Selatan.

Baca Juga: Sains di Balik Bayi yang Sembuh dari HIV

Sang anak lahir 9 tahun lalu dengan status HIV positif. Violari dan timnya segera memberikan perawatan anti-retroviral segera setelah lahir hingga 40 minggu.

Setelah 8,5 tahun menghentikan pemberian ARV, Violari melakukan viral load pada sang anak akhir 2015 lalu. Hasilnya, virus tetap tidak terdeteksi.

Status virus yang tidak terdeteksi menunjukkan, tubuh sang anak bisa mengontrol pertumbuhan virus.

Pada 99 persen orang dengan HIV, jumlah virus akan meningkat kembali jika tidak mengonsumsi ARV. Hanya orang yang secara genetik resisten terhadap HIV yang bisa mengontrolnya.

Anak dalam kasus ini tidak termasuk dalam golongan orang yang punya "bakat" genetik melawan HIV sehingga kasusnya menarik.

Violari menilai, kasus langka ini memberi harapan. "Dengan mempelajarinya, kami berharap bisa menemukan cara menghentikan perawatan," katanya seperti dikutip CNN, Senin (24/7/2017).

Baca Juga: Kisah Intim Gay, Android, dan HIV

Dari 2005 - 2011, pakar HIV dunia melakukan proyek riset Children with HIV Early Antiretroviral Therapy, (CHER).

Dalam proyek itu, para ilmuwan memberikan perawatan ARV segera pada 370 bayi yang terinfeksi HIV. Terapi ARV berlangsung selama 40 - 96 minggu.

Data mengungkap, terapi ARV segera berhasil mengurangi angka kematian hingga 76 persen dan mencegah perkembangan penyakit hingga 75 persen.


 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau