JAKARTA, KOMPAS.com -- Siapa yang tidak kenal empat sehat lima sempurna? Kampanye yang dimulai pada tahun 1955 tersebut telah menjadi slogan warga Indonesia yang ingin menjalani pola makan sehat. Namun, jangan salah. Kampanye tersebut sudah tidak berlaku lagi sejak tahun 1990-an.
“Sekarang kita sudah tidak pakai empat sehat lima sempurna. Itu sudah usang, zaman ’60-an," ujar dr Elvina Karyadi, MSc, PhD, SpGK selaku Direktur Micronutrient Initiative dan Ketua Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia
Berbicara dalam acara diskusi “Kenali Bahaya Gula pada Tumbuh Kembang Anak” bersama Forum Ngobras di Sleepyhead Coffee, Jakarta, Jumat (21/7/2017), dr Elvina berkata bahwa yang digunakan di Indonesia pada saat ini adalah pedoman gizi seimbang atau tumpeng gizi seimbang, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan no 41 tahun 2014.
(Baca juga: Kabar Buruk, Orang Indonesia Krisis Buah dan Sayur)
Sayangnya, masih banyak yang belum mengenal pedoman ini. Dokter Elvina bercerita bahwa wakil presiden Indonesia, Jusuf Kalla, saja baru mengetahui apa yang dimaksud dengan pedoman gizi seimbang atau tumpeng gizi seimbang.
Lebih holistik
Tumpeng gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh.
Lalu, berbeda dengan empat sehat lima sempurna yang menitikberatkan pada makanan saja, pedoman ini memiliki empat pilar, yaitu keanekaragaman, ativitas fisik, kebersihan, dan berat badan ideal.
“(Jadi) tumpeng gizi seimbang ini memiliki lebih lengkap, holistik, dan sesuai perkembangan zaman,” ujar dr Elvina.
Dia menuturkan, kalau dulu, empat sehat lima sempurna memang bisa berlaku. Tapi itu dulu, tahun ’60-an. Kalau sekarang sudah tidak bisa berlaku karena aktivitas fisiknya diperlukan.
Dokter Elvina kemudian memberi contoh. Dia mengatakan, dulu belum ada lift dan orang-orang bisa lari-lari di lapangan, tapi kalau zaman sekarang kan tidak bisa. Makanya sekarang dihimbau untuk beraktivitas fisik, menjaga kebersihan, dan memonitor berat badan.
Untuk porsinya, Anda bisa merujuk pada grafik piring makanku di bawah ini.
Makanan pokok dan sayur masing-masing memenuhi sepertiga porsi, sedangkan lauk dan buah-buahan seperenam porsi. Selain itu, yang dianjurkan lainnya adalah minum air putih, mencuci tangan sebelum makan, serta membatasi gula, garam, dan minyak atau lemak.
Anda mungkin bertanya-tanya, lalu di mana susu yang sebelumnya menjadi penyempurna dalam empat sehat lima sempurna? Apakah sudah tidak diperlukan?
(Baca juga: Perhatian untuk Semua, Tidak Mungkin Jadi Gemuk Sekaligus Sehat)
Dokter Elvina menekankan bahwa susu tidak hilang dalam tumpeng gizi seimbang, tetapi dia tidak lagi menjadi sorotan dalam tumpeng gizi seimbang. Sebab, susu telah digolongkan sebagai sumber protein hewani.
“Dulu, waktu angkatan ayah saya kan susah. Banyak penyakit TBC. Jadi, susu yang kaya akan vitamin D bisa membantu dan dianggap sebagai sumber protein hewani yang mumpuni,” kata dr Elvina bercerita.
Namun, kini zaman sudah berubah dan pilihan protein hewani menjadi beragam. “Kita harus mengonsumsi beragam makanan karena setiap makanan memiliki zat gizi yang unik. Semakin bervariasi kita makan, zat gizi kita semakin kaya,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.