Seluruh populasi vertebrata di seluruh dunia dilaporkan telah turun 52 persen hanya dalam kurun waktu 45 tahun terakhir, dan ancaman kepunahan masih akan terus menghantui spesies-spesies yang lain.
Lebih parah dari yang kita duga
Studi terbaru yang dilakukan ilmuwan sengaja dibuat konservatif, sehingga tingkat aktual kepunahan hampir bisa dipastikan lebih ekstrem daripada yang ditunjukkan hasil penelitian.
Studi juga hanya berfokus pada vertebrata, yang memang relatif lebih mudah dihitung dan sebagian besar status konservasinya sudah dinilai, ketimbang invertebrata. Padahal, invertebrata menyusun lebih dari 99 persen keragaman spesies.
Jika memasukkan data invertebrata darat, penelitian memperkirakan bahwa kita mungkin telah kehilangan 7 persen (sementara) spesies yang ada di Bumi.
Tak ada spesies yang aman
Manusia mungkin merupakan spesies yang paling tidak terancam punah, dengan populasi global sekitar 7,2 milyar dan terus bertumbuh. Tetapi keberuntungan bisa berubah dengan cepat.
Terlepas dari upaya terbaik kita untuk mempertahankan diri melawan keinginan alam, peradaban manusia tetap bergantung pada ekosistem yang sehat untuk makanan, air dan sumber daya lainnya. Menyesuaikan diri dengan kepunahan massal akan menjadi tantangan dalam situasi apapun, tetapi menjadi sangat menakutkan dalam konteks perubahan iklim.
"Jika dibiarkan berlanjut, kehidupan akan memakan waktu jutaan tahun untuk pulih, dan spesies kita sendiri kemungkinan akan lenyap sejak dini," kata Gerado Ceballos dari Unviersidad Autonoma de Mexico, sekaligus penulis utama studi.
Tak seperti akibat asteroid, kepunahan massal ini masih bisa dihindari
Kepunahan-kepunahan massa sebelum ini mungkin tak dapat terelakkan, tetapi belum terlambat bagi kita untuk menghentikan kepunahan massal keenam.
Meski para penulis studi mengakui adanya kesulitan untuk menghentikan upaya penghancuran alam seperti deforestasi, belum lagi perubahan iklim, mereka menegaskan bahwa menghindari kepunahan ini tetap mungkin dilakukan.
"Menghindari kepunahan massal keenam membutuhkan upaya kolektif yang cepat dan sangat intensif untuk melestarikan spesies yang sudah terancam, juga untuk mengurangi tekanan pada populasi mereka, terutama hilangnya habitat, eksploitasi hutan berlebih untuk keuntungan ekonomi, dan perubahan iklim," tulis peneliti.
Semua itu tidak akan mudah, tetapi setidaknya, kita memiliki lebih banyak kesempatan ketimbang dinosaurus di masa lampau.
Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di National Geographic Indonesia dengan judul: 6 Hal yang Harus Anda Ketahui Seputar Kepunahan Massal Keenam
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.