Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/07/2017, 20:41 WIB
|
EditorShierine Wangsa Wibawa

KOMPAS.com --  Ini adalah salah satu kejadian teraneh pada minggu lalu. Sebuah truk berisi 3.400 kilogram “belut” terguling di jalan tol 101, Oregon, pada tanggal 13 Juli 2017 dan membanjirinya dengan lendir. Akibat kecelakaan yang melibatkan lima mobil lainnya tersebut, jalan tol 101 terpaksa ditutup untuk sementara waktu.

Namun, ternyata hewan yang menggeliat di jalanan dalam lendir tersebut bukanlah belut, melainkan sebuah mahluk purba yang masih hidup hingga sekarang.

William O’Connor, seorang pakar biologi dengan Ecofact Environmental Consultants Ltd berkata bahwa mahluk tersebut adalah sejenis ikan tanpa rahang yang sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu.

Dikenal di Indonesia sebagai remang atau ikan pasuk, hewan ini memiliki fungsi penting dalam ekosistem laut sebagai pemangsa bangkai yang mendaur ulang nutrisi dan makanan bagi hewan lainnya.

(Baca juga: Hilang Selama 150 Tahun, Ikan Tanpa Wajah Ditemukan Kembali)

Selain itu, remang juga bisa dikonsumsi oleh manusia. Dalam kasus ini, truk yang terguling mengambil remang dari pesisiran Oregon untuk dikirimkan ke Korea Selatan karena masyarakat di negara tersebut menganggap remang sebagai makanan eksotis.

Ikan remangPeter Southwood/Wikipedia Ikan remang

Sebagai hewan yang menjadi mangsa bagi ikan lainnya, remang pun berevolusi untuk dapat menggunakan lendir sebagai pertahanan diri.

Menurut Ryan Kincer yang pernah bekerja dengan angkatan laut Amerika Serikat sebagai insinyur bahan, lendir remang terdiri dari mucus (mucin) dan fiber protein seperti benang-benang kecil. Ketika benang-benang tersebut terurai dan dan mucin menyerap air, jaringan lendir pun membengkak menjadi 10.000 kali lipat dari volume awalnya.

(Baca juga: Ciuman Maut Ikan Wrasse untuk Dapatkan Makan)

“Lendir juga mengering dengan sangat cepat menjadi lem yang lengket dan menyumbat insang. Oleh karena itu, ikan pemangsa pun biasanya menghentikan serangan mereka terhadap remang karena tidak tahan lendirnya,” kata Douglas Fudge, seorang peneliti biologi di Chapman University, California.

Menanggapi foto dari lokasi kejadian, Fudge pun menduga bahwa lendir sudah diproduksi oleh remang sejak masih di dalam truk. Dia berkata bahwa remang juga memproduksi lendir ketika merasa stres dan berada berada dalam akuarium dalam truk yang berjalan termasuk stres bagi mereka.

Akibat kejadian ini, petugas kebersihan harus menyemprot lendir dengan selang air bertekanan tinggi untuk membersihkan jalan. Meskipun lendir tersebut tidak larut dalam air, tetapi tekanan berhasil mendorongnya ke saluran pembuangan.

 

What happens when a truck load of live eels spills on HWY 101, shutting it down. #vacation #fail #liveeels

A post shared by Erin Butler (@erinabutler) on Jul 13, 2017 at 12:29pm PDT

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+