Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Konservasi Laut Australia Puji Kebijakan Menteri Susi

Kompas.com - 19/06/2017, 16:11 WIB

KOMPAS.com -- Dr Julian Clifton dari Universitas Australia Barat (UWA) mengatakan, kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti, untuk menenggelamkan kapal asing yang melakukan penangkapan ikan ilegal tergolong efektif dalam mendukung upaya konservasi laut, utamanya di wilayah segitiga terumbu karang.

“Tentu saja (kebijakan tenggelamkan kapal efektif). Penangkapan ikan ilegal dan penangkapan ikan yang tak diatur sangat sulit untuk diukur dan diidentifikasi di mana terjadinya,” kata Dr Julian Clifton kepada Nurina Savitri dari Australia Plus selepas kuliah umum bertajuk ‘Mengolah konservasi di Segitiga Terumbu Karang’ di Jakarta, Rabu (14/06/2017).

Dr Clifton memahami, penangkapan ikan ilegal adalah masalah yang khususnya terjadi di perairan Indonesia, dengan kedatangan kapal Thailand dan Vietnam dalam jumlah besar.

Indonesia sendiri adalah salah satu dari 6 negara yang berada di segitiga terumbu karang dunia.

Negara lainnya adalah Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timor-Leste.

(Baca juga: Kabar Baik, Pemulihan Terumbu Karang Indonesia Berjalan Positif)

Di sisi lain, menurut peneliti UWA -yang pernah mengamati habitat laut di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tengara -ini, penangkapan ikan secara berlebihan adalah sumber kerusakan habitat laut yang mengancam konservasi.

“Jika (kebijakan) itu memutar balikkan kapal, maka itu termasuk upaya konservasi yang efektif pula. Saya tahu reaksi Kementerian Indonesia (terkait) sangat tegas belakangan ini, dan saya rasa ini memperbaiki kondisinya (laut),” terang pakar konservasi laut yang telah melakukan penelitian di Indonesia selama 17 tahun ini.

Meski demikian, Dr Clifton menegaskan, jika hal itu tak diimbangi dengan program pengawasan kapal yang efektif, pula bukan tak mungkin penangkapan ikan ilegal, dan -lebih luas lagi -rusaknya habitat laut, masih akan menjadi sebuah masalah.

Selama ini, pemanfaatan sumber daya laut dinilai membuat program konservasi mengalami hambatan. Dalam kuliah umumnya, Dr Clifton mengatakan, permintaan pangan adalah salah satu faktor yang menimbulkan penangkapan ikan secara berlebihan.

Selain itu, pengembangan wilayah pantai dan pariwisata juga membuat hilangnya sejumlah habitat penting di laut.

Belum lagi masalah perubahan iklim yang menimbulkan ketidakpastian dan tekanan pada sumber daya laut.

Hal itu membuat upaya konservasi laut menjadi begitu penting bagi negara yang berada di segitiga terumbu karang.

“Sekitar 37 persen dari spesies ikan yang hidup di karang berada di wilayah segitiga terumbu karang,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Dr Clifton mengatakan bahwa upaya di level kebijakan adalah salah satu solusi penting.

Namun hal itu harus didukung dengan penelitian yang kompeten. Di tingkat dasar, pemahaman ilmu STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika) menjadi salah satu kuncinya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau