Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/06/2017, 04:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Jika berbicara mengenai hewan yang paling mematikan di dunia, kebanyakan orang akan langsung berpikir mengenai singa, hiu, atau bahkan ular yang akhir-akhir ini sedang naik daun di Indonesia. Namun, ketiga tebakan tersebut salah, hewan yang paling banyak membunuh manusia adalah nyamuk.

Ya, Anda tidak salah baca. Walaupun berukuran kecil dan langsung mati ketika terkena tepukan tangan manusia, nyamuk menelan 750.000 korban jiwa setiap tahunnya.

Bill Gates bahkan membagikan sebuah infografis dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2014 untuk menunjukkan betapa mematikannya hewan kecil ini. Dia menulis, jika urusan membunuh manusia, tidak ada hewan lain yang bisa menyaingi nyamuk.

WHO Hewan paling mematikan di dunia

Sebut saja penyakit-penyakit yang paling banyak mengantarkan manusia di rumah sakit. Beberapa di antaranya disebabkan oleh nyamuk.

Malaria, misalnya. Menurut WHO, penyakit ini menyebabkan 37 persen kematian yang berhubungan dengan nyamuk dan paling sering terjadi di Afrika Sub-Sahara.

Sementara itu, demam berdarah juga menjadi penyebab utama kematian dan rawat inap pada anak-anak di negara-negara Asia, termasuk Indonesia, dan Amerika Latin.

Zika, penyakit yang dari tahun lalu membuat heboh dunia juga disebarkan oleh nyamuk. Dari lima penderita Zika, hanya satu yang akan menunjukkan tanda-tanda seperti demam, mata merah, nyeri sendi, dan ruam.

Namun, yang paling mengerikan dari Zika adalah efeknya terhadap janin dalam kandungan.

Para peneliti dari Centers of Disease Control and Infection telah menkonklusikan bahwa virus ini menyebabkan kecacatan dan kondisi microcephaly pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan simptom Zika. Kondisi tersebut membuat otak janin tidak bisa tumbuh maksimal sehingga bayi terlahir dengan kepala berukuran abnormal.

(Baca juga: Bukan Cuma DBD, Wolbachia Juga Bisa Atasi Zika)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Apakah Aman Makan Sushi?

Apakah Aman Makan Sushi?

Kita
Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Kita
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Kita
Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Oh Begitu
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Oh Begitu
Mengapa Ikan Bau Amis?

Mengapa Ikan Bau Amis?

Oh Begitu
Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya

Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com