Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Orangtua Harus Khawatir jika Bayi Berkepala Datar

Kompas.com - 31/05/2017, 20:05 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com -- Tahukah Anda, sekitar satu dari lima bayi di dunia memiliki sindrom kepala datar? Sindrom ini terjadi ketika kepala bayi secara konsisten tertekan pada satu titik dan menyebabkan bentuk yang datar.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa bayi dengan sindrom kepala datar memiliki risiko keterlambatan perkembangan lebih tinggi. 

Studi yang dilakukan oleh Asisten Profesor Alexandra Martiniuk dari The George Institute for Global Health dari University of Sydney ini juga menjadi yang pertama di dunia untuk menganalisa 19 studi mengenai hubungan antara penundaan perkembangan dengan sindrom kepala datar.

Dalam studi tersebut, Martiniuk menemukan beberapa penundaan perkembangan yang terjadi pada bayi berkepala datar, termasuk penundaan perkembangan motorik, bahasa, dan kognitif yang dapat dideteksi pada bayi berusia enam bulan dan berlanjut hingga usia 3 tahun.

Namun, yang paling umum terjadi adalah penundaan perkembangan motorik seperti kemampuan bayi dalam duduk merangkak, diikuti dengan penundaan perkembangan bahasa.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa posisi plagiocephaly (kepala datar) berasosiasi dengan kenaikan risiko penundaan perkembangan, khususnya kemampuan motorik," kata Martiniuk.

Lalu, lebih dari yang sebelumnya diperkirakan, penundaan perkembangan ternyata terjadi pada 10 hingga 25 persen bayi dengan sindrom kepala datar.

Oleh karena itu, Martiniuk pun menekankan bahwa dokter, perawat, dan bidan wajib memantau bayi dengan kepala datar agar bayi bisa mendapat penilaian yang tepat, interversi dini, dan tindak lanjut untuk penundaan perkembangan.

Selama beberapa tahun terakhir, jumlah anak dengan kepala datar meningkat dengan signifikan karena adanya pedoman terhadap kematian bayi mendadak (SIDS). Pedoman tersebut merekomendasikan kepada orangtua untuk selalu menempatkan bayi di punggung ketika tidur.

Martiniuk berkata bahwa orangtua dapat mengikuti pedoman dari SIDS yang secara efektif dapat mencegah kematian bayi secara mendadak. Namun, orangtua juga harus segera berkomunikasi dengan dokter ketika kepala anak dirasa lebih datar.

Untungnya, kebanyakan penundaan perkembangan dapat diatasi, walaupun dalam beberapa kasus, penundaan pertumbuhan bisa berjangka panjang. "Anak ini butuh untuk diidentifikasi lebih dini dan dilengkapi dengan akses terhadap perawatan yang telah terbukti untuk penundaan pertumbuhan spesifik mereka," lanjut Martiniuk.

Untuk menghindari terjadinya kepala datar dan menguatkan otot leher, Martiniuk menyarankan kepada semua orangtua untuk menyediakan waktu duduk dan tengkurap selagi bayi terjaga. Terapi ini juga bisa digunakan untuk memperbaiki kepala yang sedikit mendatar.

(Baca juga: Wanita AS Lahirkan Bayi Kembar Enam, Ini Penjelasan Ilmiahnya)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau