Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Kekeringan, Perusahaan Ini Ingin Boyong Gunung Es ke UAE

Kompas.com - 17/05/2017, 19:22 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

“Dengan adanya perbedaan suhu di antara es dan air yang mengelilinginya, beberapa efek lokal bisa terjadi, termasuk pembentukan awan di sekitar gunung es,” kata Lam.

“Akan tetapi, karena interaksi yang dibutuhkan cukup komplek, termasuk dampak terhadap pola cuaca yang cukup luas, kemungkinan terjadinya badai di wilayah tersebut sepanjang tahun cukup kecil,” tambahnya.

(Baca juga: Ilmuwan Ini Punya Ide Gila untuk Kembalikan Es Arktik seperti Semula)

Bukan yang pertama kali

Anda mungkin masih tidak bisa mempercayainya, tetapi ide untuk menyeret gunung es ini bukan baru dilontarkan oleh National Advisor Bureau Limited.

Pada tahun ’70-an, pangeran Saudi Mohammad al-Faisal mengomisikan insinyur Perancis Georges Mougin dan sekelompok insinyur lainnya untuk meluncurkan proyek Iceberg Transport International.

Pangeran Faisal berencana membungkus gunung es yang beratnya 100 juta ton dengan kain layar dan plastik untuk diseret dari kutub utara ke Laut Merah.

Untuk membuktikannya dalam sebuah konferensi pers, dia bahkan berhasil memindahkan sebuah gunung es kecil yang beratnya dua ton dari Alaska ke Iowa dengan menggunakan helikopter, pesawat, dan truk. Gunung tersebut kemudian dipotong kecil-kecil untuk digunakan sebagai es batu.

Namun, proyek tersebut terhenti ketika para investor mendengar biayanya. Berdasarkan perkiraan biaya, rencana pangeran Faisal dan Mougin akan menghabiskan sekitar 100 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun. Lebih parahnya lagi, para investor tidak yakin rencana tersebut akan berhasil.

Selama tiga dekade ke depan hingga tahun 2011, Mougin masih berusaha membuat rencana pemindahan gunung es yang lebih masuk akal dan kini, Al-Shehi bersama timnya mengklaim telah siap membuat impian tersebut menjadi kenyataan.

Al-shei berkata bahwa firmanya telah mulai memetakan rute perjalanan gunung es tersebut dan rencanannya, proyek ini akan dimulai pada awal tahun 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com