KOMPAS.com - Pertolongan oleh dokter dalam tempo maksimal 30 menit setelah kejadian adalah kunci perawatan kasus luka bakar, apa pun penyebabnya.
Pada luka bakar karena bahan kimia seperti air keras, penanganan yang tepat akan mencegah kecacatan fungsi tubuh.
"Bahan kimiawi seperti air keras sangat jahat, kerusakannya sangat hebat karena bisa merusak seluruh kedalaman kulit," kata dr.Teddy O.H Prasetyono, spesialis bedah plastik rekontruksi dari RSCM Kencana Jakarta.
Luka bakar akibat air keras pada umumnya masuk dalam derajat tiga. Jika larutan air keras tertahan cukup lama (dalam hitungan menit) di kulit, bukan hanya kulit yang meleleh, tapi juga tulang.
Kecacatan bukan hanya karena perubahan struktur kulit, tapi juga akibat kerusakan fungsinya. "Di bawah kulit kita banyak terdapat kabel penggerak atau tendon. Karena lokasinya yang dekat dengan kulit, maka mudah rusak, apalagi kalau kena bahan kimia," ujarnya.
Berdasarkan pengalaman Teddy, bagian wajah merupakan anggota tubuh yang paling sering terkena serangan air keras.
Bagian wajah yang mengalami kerusakan mulai dari alis, mata, rambut, telinga, hidung, bibir, dan juga leher. "Tergantung dari arah mana larutan itu dipercikkan," katanya.
Teddy mengatakan, perawatan korban luka bakar tidak boleh sembarangan. Tujuan utamanya mengembalikan fungsi-fungsi tubuh.
"Pembuangan jaringan kulit mati perlu waktu sekitar 7 hari. Setelah itu baru penyembuhan bagian kulit. Bisa dilakukan tandur alih kulit dengan menutup bagian luka dengan kulit dari bagian tubuh lain," katanya.
Selama proses penyembuhan itu, dokter akan menerapkan tindakan untuk mencegah gangguan fungsi setelah penyembuhan.
Pada bagian mata, agar kelopak mata atas dan bawah bisa digunakan seperti semula, selama proses penyembuhan dokter akan menjahit bagian kelopak.
"Disisakan sedikit untuk melihat, tapi sekitar dua bulan masa penyembuhan dijahit. Nanti kalau kulitnya mulai sembuh jahitan dibuka dan kelopak bisa dipakai menutup dan membuka mata lagi," katanya.
Di bagian hidung, larutan air keras dapat merusak cuping hidung sehingga posisinya mampet. Untuk mencegahnya, dokter akan membuat penyangga dari silikon sehingga bentuknya kembali seperti semula.
(Baca juga: Pertolongan Pertama pada Serangan Air Keras)
Pada bagian mulut, sering terjadi bukaan mulut menjadi sempit. "Karena selama proses penyembuhan dalam posisi menutup. Untuk itu mulut dibuat selalu dalam posisi terbuka dengan meletakkan alat khusus dari plastik. Dipasang sekitar 8 jam sehari. Kalau mau makan baru dibuka," papar staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Sementara untuk bagian leher, agar dagu tidak tertarik dan menempel dengan dada, akan dipasang penyangga (colar breast). Posisi tidur pun diatur sedemikian rupa agar bagian kepala tidak menunduk.
Bagian telinga, menurut Teddy, merupakan yang paling sulit karena tulang rawan di atas daun telinga sangat tipis sehingga mudah rusak.
"Daun telinga biasanya akan menciut atau kehilangan bentuk. Bila air keras tidak masuk ke telinga biasanya fungsi pendengaran tidak rusak," katanya.
Walau begitu, akan terjadi penurunan kemampuan telinga menangkap gelombang suara. "Lekuk-lekuk khas pada telinga bertujuan untuk menangkap suara," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.