Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Banyak Ikan Laut Terkontaminasi Sampah Plastik

Kompas.com - 05/04/2017, 07:27 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

Pemikiran inilah yang kemudian menggelitik Bastian, Sherli, Raymond, Graciella, Elisa, Ernest, Fabian, dan Daniel—delapan mahasiswa Indonesia International Institute for Life Science (i3L)—dan memunculkan ide membuat sendok "plastik" yang ramah lingkungan sekaligus aman dimakan. Mereka menyebutnya Cutler Eat.

Sendok ini bisa dimakan karena terbuat dari tepung terigu, beras, dan sorgum. “Komposisi tepung sorgum lebih banyak, yaitu satu setengah cup dibanding tepung terigu dan beras yang hanya satu cup saja. Adapun satu cup penuh dapat memuat 185 gram tepung “ ujar Elisa Evelyn kepada Kompas.com, Kamis (30/3/2017).

Takaran sorgum, lanjut Elisa, sengaja dibuat lebih banyak karena bahan tersebut memiliki sifat perekat. Adapun tepung terigu dan beras berfungsi sebagai kandungan nutrisi. Dicampur dengan tiga sendok teh gula pasir, setengah sendok garam, dan dua gelas air, adonan tiga bahan itu siap dibentuk jadi sendok lalu dipanggang selama 30 menit.

Menurut Elisa, Cutler Eat bisa tahan tak hancur di air dingin selama 30 menit dan air panas 15 menit, meski terbuat dari tepung-tepungan. “Cutler Eat yang masih dalam kemasan punya masa kadarluasa dua tahun. Namun, bila sudah tidak dalam kemasan hanya tahan selama tiga hari,” kata Elisa.


Kedelapan mahasiswa itu pun menyiapkan pula rencana bisnis untuk produk buatan mereka. Satu Cutler Eat, sebut Elisa, bisa dijual dengan harga Rp 1.500. Dari harga itu, mereka akan mendapat keuntungan Rp 500.

Rencananya, Cutler Eat juga akan dibuat dalam wujud garpu, pisau, dan bahkan sumpit.

Produk dan rencana bisnis ini merupakan bagian dari tugas akhir kuliah mereka berdelapan semester satu di i3L, kampus yang menerapkan kurikulum internasional berbasis paduan sains dan bisnis.


“Sebagai syarat kelulusan semua mahasiswa diharuskan membuat business plan. Jadi saat lulus selain dapat gelar mereka juga dapat bisnis untuk memasarkan produk temuannya,” ujar Head of Study Program Entrepreneurship, Budi Santoso, kepada Kompas.com, Senin (16/1/2017).

Setidaknya, kedelapan mahasiswa dan ide Cutler Eat ini juga sudah memulai satu upaya meminimalkan sampah plastik. Tak perlu menunggu semua ikan di laut benar-benar telah tercemar limbah tak terurai itu untuk mulai membuat upaya terobosan, bukan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com