KOMPAS.com - Meiacanthus atrodorsalis alias ikan bleni lama hidup di perairan nusantara. Namun, butuh waktu puluhan tahun bagi ilmuwan untuk mengungkap keunikannya.
Ikan yang tersebar dari Bali hingga Papua dan mendiami perairan Segitiga Karang Dunia itu diketahui sebagai salah satu dari hanya dua jenis ikan yang bisa menyuntikkan bisa dengan taringnya, seperti ular.
Yang lebih unik, ikan itu tidak menggunakan bisanya untuk membunuh mangsa, tetapi untuk melarikan diri dari sergapan pemangsa.
"Bleni menyuntik ikan lain dengan peptida opioid yang bereaksi seperti morfin atau heroin, menghambat rasa sakit daripada menyebabkan sakit," kata Brian Fry, Peneliti dari Universitas Oueensland Australia.
Berukuran rata-rata 8 cm dan relatif kurang lincah bergerak, M atrodorsalis mudah disergap oleh pemangsa. Ikan dan hewan lain lain yang berukuran besar mudah memangsanya bulat-bulat.
Namun dengan taring dan bisanya, ikan yang hidup pada kedalaman 1 - 30 meter itu punya kesempatan melarikan diri sebelum benar-benar ditelan.
Baca Juga: Tikus Hidung Babi Ditemukan di Hutan Perawan Sulawesi
Saat berada di mulut pemangsa, M atrodorsalis bisa menggigit pemangsa untuk menyuntikkan bisa, membuat pemangsa mabuk. Pemangsa akhirnya oleng dan M atrodorsalis pun punya kesempatan berenang ke luar dengan selamat.
Diberitakan Science Alert, Kamis (31/3/2017), kemampuan M atrodorsalis menghasilkan bisa sebenarnya sudah didokumentasikan oleh pakar zoologi George Losey 40 tahun lalu.
Ia mengetes kemampuan bisa ikan tersebut dengan memaksanya menggigit tikus putih dan bagian pinggulnya sendiri. Riset itu sedikit memberi gambaran dampak bisa.
Riset terbaru yang dilakukan oleh Fry dan rekannya, Nicholas Casewell dari Liverpool School of Tropical Medicine, memberi petunjuk tetang jenis bisa yang dihasilkan.
Menurut riset yang dipublikasikan di jurnal Current Biology minggu lalu itu, bisa yang dihasilkan mengandung protein jenis enkephalin yang bersifat opioid.
"Opioid telah ditemukan pada bisa kalajengking, tapi kami tak menyangka bisa menemukannya pada bisa ikan," kata Casewell seperti dikutip Gizmodo, Kamis.
"Bisa mengakibatkan penurunan tekanan darah, kemungkinan akibat senyawa yang dikandungnya. Penurunan tekanan darah ini yang mungkin membuat ikan ini bisa melarikan diri," imbuhnya.
Baca Juga: Hiu Berjalan Jenis Baru Ditemukan di Halmahera
Setidaknya 2.500 jenis ikan menghasilkan bisa tetapi kenyataan bahwa M atrodorsalis mampu menyuntikkannya menarik.
Pasalnya, manusia telah lama memanfaatkan spesies berwarna-warni itu sebagai ikan hias tanpa mengenal betul manfaatnya yang lebih besar.
Penelitian bisa ikan ini penting untuk mencari alternatif senyawa obat, mungkin pembunuh rasa sakit atau penurun tekanan darah.
Selama ini, jenis kalajengking dan ular menjadi target utama penelitian tersebut. Namun dengan banyaknya jenis ikan, maka penelitian pada golongan itu pun penting.
Baca Juga: Katak Baru Sebesar Kuku Ditemukan di Bali