Sejak Februari 2012, mata palsu (protesa) kemudian dipasang di mata kanan Julia. Ia mengaku sempat minder saat pergi ke sekolah menggunakan mata palsu. Banyak teman-teman iseng menanyakan mata kanannya yang terlihat berbeda. Namun, seiring berjalannya waktu, kepercayaan diri Julia semakin tumbuh.
Seperti yang terlihat sore itu, Senin (20/2/2017) di Gedung Direktorat P2PTM Kementerian Kesehatan, dengan rambut panjang terurai, Julia tampak sangat percaya diri berbicara di depan banyak orang untuk menceritakan perjuangannya melawan kanker.
"Mata palsu jadi kado terbesar bagi hidup saya. Sekarang sudah enggak malu lagi berkat dukungan orangtua, terutama ayah, teman-teman sesama kanker, pengurus Yayasan Anyo, dan semuanya yang sudah support," tutur Julia.
Julia tetap bersyukur karena masih ada sebelah mata kirinya yang bisa melihat. Selain rutin mengontrol kesehatannya, Julia juga rutin mengganti mata palsu dan membersihkannya dua kali sehari.
Ingin jadi artis
Kini, Julia duduk di kelas 2 SMP dan menjalani hari-hari seperti remaja lainnya. Ia bahkan sering mendapat juara kelas karena semangatnya semakin menjadi-jadi. Julia ingin menunjukkan kepada teman-temannya, bahwa dengan hanya memiliki sebelah mata pun ia tetap bisa berprestasi, tak kalah dengan mereka yang memiliki sepasang mata untuk melihat.
Menulis dan memasak menjadi kegiatan yang sangat disenangi Julia saat ini. Julia bahkan bercita-cita menjadi artis atau Putri Indonesia.
"Semoga cita-cita saya jadi artis dan putri indonesia bisa tercapai. Ayo kita bantu anak kanker di luar sana supaya merasa senang, enggak sendiri," ucap Julia semangat.
Sebagai penyintas kanker anak, Julia mengingatkan teman-temannya sesama kanker untuk tak pernah berhenti mengalahkan kanker.
"Untuk teman-teman di luar sana yang terkena kanker kalian jangan menyerah. Semangat! Kita lawan penyakit itu dengan semangat dan keceriaan kita. Jangan takut. Untuk orangtua yang dampingi, anak-anaknya jangan ditinggalkan," pesan Julia.
Usianya baru 15 tahun, tetapi Siti Julia sudah mengajarkan semangat dan rasa bersyukur. Julia tak lagi mempertanyakan kepada Tuhan mengapa ia diberi penyakit kanker. Menurut Julia, terkena kanker bola mata memang sudah digariskan oleh Tuhan dalam hidupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.