Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliah di Inggris Raya, Merintis Usaha Membangun Indonesia

Kompas.com - 22/12/2016, 21:02 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Sains dan teknologi memang menjadi keunggulan Inggris. Universitas dengan keunggulan bidang itu diantaranya Imperial College London, Queen Mary University of London, University of Warwick, University of Glasgow, University of Edinburgh, dan London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Bidang ilmu sosial dan politik juga menjadi favorit. Tahun ajaran ini, ada 104 mahasiswa Indonesia yang mengambil jurusan itu. Penurunan terjadi pada jurusan hukum. "Sebelumnya masuk 10 besar jurusan yang diminati, sekarang tidak," kata Aminuddin.

Untuk perguruan tinggi, banyak mahasiswa Indonesia yang tetap memilih kuliah di London walaupun biaya hidupnya mahal. Universitas favorit mahasiswa Indonesia adalah University College London serta Imperial College London. Jumlah mahasiswa Indonesia di perguruan tinggi itu untuk tahun ini masing-masing 101 dan 79 orang.

Secara umum, Aminuddin mengungkapkan bahwa minat mahasiswa Indonesia untuk belajar di Inggris tinggi. Ia mengatakan, "Inggris adalah negara Eropa pertama tujuan penerima beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan)."

Ada banyak alasan mengapa Inggris memiliki keunggulan. Rizal Sukma, Duta Besar Indonesia untuk Inggris yang juga lulusan London School of Economics and Political Science (LSE) mengungkapkan, "Belajar di Inggris lebih efektif. Untuk S-1 hanya 3 tahun dan S-2 hanya 1 tahun."

Norman Yanuar, mahasiswa Indonesia di University of Oxford mengatakan, Inggris punya daya tarik karena menjadi tempat berkumpulnya orang-orang terbaik. "Banyak orang-orang hebat datang ke kampus memberikan kuliah umum. Kita bisa belajar banyak secara langsung," katanya.

Jacqui Jenkins, Head of Higher Education Engagement, British Council, mengungkapkan bahwa Inggris menjadi destinasi belajar kedua di dunia. "Biaya hidup di Inggris memang tinggi, tapi kualitas pendidikan di Inggris juga masuk yang terbaik," katanya.

Dari 10 universitas terbaik dunia, Inggris mencatatkan 4, yaitu University of Oxford, University Cambridge, London School of Economics and Plitical Science, dan Imperial College London. "Soal biaya, dengan waktu belajar di Inggris yang lebih singkat, jika ditotal mungkin juga akan sama dengan negara lain," kata Jenkins.

Potensi

Banyaknya generasi muda Indonesia yang belajar di Inggris adalah potensi. Bagi Inggris, mahasiswa Indonesia adalah sarana mendapatkan pendapatan. Sektor pendidikan dengan slogan internasionalisasinya menyumbang 2,8 persen pendapatan Inggris.

Sementara bagi Indonesia, mahasiswa adalah salah satu cara meningkatkan publikasi ilmiah. Tahun 2015, jumlah publikasi ilmiah Indonesia 5.421. Jumlahnya memang ribuan, namun itu masih lebih rendah daripada Malaysia dan Thailand. Indonesia bahkan tak terpaut jauh dari Vietnam.

"Kita harus mengupayakan skema sehingga setiap publikasi ilmiah oleh mahasiswa Indonesia di Inggris mencantumkan institusi di Indonesia. Jadi institusi kita juga ikut naik," usul Irwanda Laory, warga Indonesia yang menjadi pengajar di University Warwick.

Menurutnya, hal itu bisa diupayakan dengan memodifikasi persyaratan beasiswa LPDP. Mahasiswa yang akan melakukan penelitian, misalnya, diminta untuk mencari kolaborator dengan peneliti Indonesia. "Tanpa itu, riset mahasiswa Indonesia hanya memberikan manfaat ke institusi asing," katanya.

Irwanda juga menilai bahwa pemerintah harus lebih ketat dalam memberikan beasiswa. Ini berguna memastikan setiap orang yang dikirim mendapatkan hasil terbaik. "Brunei itu kalau tidak dapat A maka beasiswanya akan dipotong," ujarnya.

Namun, yang paling penting adalah menyiapkan kesempatan berkarya bagi setiap mahasiswa lulusan luar negeri. Ketersediaan kesempatan itu yang akan menjaga semangat anak muda untuk membangun bangsanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com