Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Ketika Teknologi Mengubah Gaya Hidup hingga Pola Edukasi

Kompas.com - 11/11/2016, 08:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBestari Kumala Dewi

Jujur, sangat ruwet dan kompleks pembenahan semua kegaduhan yang terjadi di negeri ini. Dalam waktu singkat, seakan semua orang pemegang gawai dan penonton televisi saling terhubung dan ‘terisi’ oleh berbagai informasi mulai dari urusan kericuhan politik, viral pornografi, resep jitu membuka sumbatan pembuluh jantung tanpa perlu ke dokter, hingga gerai makanan yang sedang diskon gila-gilaan dan gegernya artis yang baru cerai.

Tontonan tanpa tuntunan merupakan malapetaka besar. Tuntunan adalah edukasi. Bukan cuma kecerdasan intelegensia. Tapi juga asahan soft skills yang membuat kearifan dan pikiran bijak muncul sejak dini.

Kearifan dan pikiran bijak mampu membedakan mana lelucon konyol lutut sembuh dengan rebusan dedaunan sementara tubuh masih tambun, mana ujaran tanpa kepatutan yang tak perlu diteruskan ke orang lain, kapan saatnya membatasi diri untuk tidak tercebur dalam wacana di luar kompetensi dan bagaimana meningkatkan kepercayaan publik tanpa perlu menjatuhkan orang lain.

Edukasi yang membentuk karakter sebagian besar bukan dari buku pelajaran dan tak kenal rentang waktu berapa lama. Ujiannya pun tak pernah tertulis.

Manusia belajar setiap saat bahkan hingga ajal, ujiannya terjadi di saat-saat ketika muncul pilihan bertindak dan bersikap.

 

Paparan teknologi dan kesalahan didik

Kearifan dan pikiran bijak yang terasah sejak dini tidak akan memunculkan karakter impulsif, itu sudah pasti. Sementara teknologi justru memacu hidup impulsif dan praktis. Teknologi menjanjikan kecepatan, kepraktisan, ketepatan alias akurasi dan efisiensi.

Betapa ngerinya atas nama efisiensi dan kepraktisan bila seorang ibu muda tidak diasah untuk merawat anak sesuai kodrat, mulai dari menyusui dengan sabar dan penuh kasih sayang hingga membuat makanannya sendiri.

Melainkan terpapar teknologi yang menjanjikan akurasi komposisi ‘bubuk pangan’ kemasan bebas bakteri – seakan-akan semua kebutuhan kodrati anaknya sudah pasti hanya seperti yang tercantum dalam kemasan.

Sementara ia bebas bekerja dan tetap bersenang-senang. Keterasingan komunikasi, membuat jarak semakin lebar antara orangtua dan anak.

Diskusi lewat teks membuat anak sambil tiduran mengangkat kaki menggenggam gawai seakan itulah gaya ‘bicaranya’ dengan orang tua. Kesalahan didik, ‘gagal paham’ edukasi manusia membuahkan malapetaka di hari depan yang amat katastropik.

Malapetaka bagi suatu bangsa, belum tentu demikian bagi pihak lain. Bisa jadi di sebelah sana ada yang sedang menyeringai puas dengan taktik penjajahan gaya baru yang sedang berjalan.

Propaganda secara teknologi telah sukses memporakporandakan asupan gizi bangsa ini, tayangan hidup mewah bergelimang hedonisme membutakan anak mudanya untuk bekerja hanya mengejar harta, menjual semua kekayaan negerinya yang menjadi incaran bangsa lain tanpa menikmatinya.

Lebih kacaunya lagi, ditukar dengan dagangan negeri lain yang hanya ‘enak di lidah’ tapi merusak di kemudian hari.

Dan ketika semua sudah amburadul terpecah belah, perang candu mulai mengintai diam-diam persis seperti kisah sejarah berulang di negri orang.

Semoga kita masih diberi pikiran jernih untuk melihat segala sesuatunya dengan terang budi. Edukasi yang bukan gagal paham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com