Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap-Siap... Setelah Perseid Masih Ada Hujan Meteor Lagi!

Kompas.com - 14/09/2016, 10:50 WIB
Adhis Anggiany Putri S

Penulis


KOMPAS.com – Berminat berburu hujan meteor? Mau tahu cara tepat mengabadikan diri mengggunakan latar hujan meteor meskipun hanya berbekal ponsel kamera?

Pada Jumat (12/8/2016) lalu, misalnya, langit malam sempat dihiasi hujan meteor Perseid. Sekitar 200 meteor memasuki atmosfer bumi per jam menciptakan jejak berkilauan seakan bintang runtuh.

Dikutip dari earthsky.org, Caribbean Astronomical Society melihat sekitar 506 meteor Perseid selama 4,75 jam di langit La Pitahaya, Cabo Rojo, Puerto Riko pada malam itu.

Puncaknya terjadi pada pukul 03.40 hingga 04.00 waktu setempat. Komunitas tersebut menghitung, terlihat ada 7 sampai 8 meteor per menit atau total 150 meteor dalam 20 menit.

Salah satu meteor dilaporkan meninggalkan jejak berwarna biru muda yang bisa dilihat mata telanjang selama 45 detik saat terjatuh. Dengan teropong, pengamat bahkan mendapat waktu 60 detik lebih lama untuk mengamati meteor tersebut.

Hujan meteor Perseid sebenarnya rutin mampir ke Bumi setiap tahun antara Juli sampai Agustus. Namun, hujan meteor Perseid pada tahun ini disebut sebagai yang terbaik dalam 20 tahun terakhir. Sebelumnya, hanya ditemukan 60 hingga 100 meteor saja, setiap kali hujan meteor Perseid terjadi.

Nama Perseid diambil karena arah meteor seakan berasal dari rasi bintang Perseus di belahan utara Bumi. Perseus sendiri adalah anak dewa Zeus dan seorang wanita dari kalangan manusia bernama Danae dalam mitologi Yunani.

Konon, tulis artikel yang sama, hujan meteor Perseid merupakan momentum alam untuk mengenang kunjungan Zeus ke Danae. Kedatangan Zeus ke Danae disebut terjadi bersamaan dengan hujan emas.

http://earthsky.org/astronomy-essentials/everything-you-need-to-know-perseid-meteor-shower#outburst Arah atau "radiant point" dari hujan meteor Perseid memang berasal dari rasi bintang Perseus. Namun tenang saja, Anda tak perlu pusing mencari arah tersebut. Meteor akan terlihat berjatuhan dari segala arah. Anda cukup bersantai memandangi langit sambil menunggu meteor.

Lalu, mengapa jumlah meteor dalam hujan Perseid meningkat pada tahun ini?

Meteor Perseid sebenarnya berasal dari komet 109/Swift Tuttle yang pertama kali diamati pada 1862. Setiap kali berputar mengitari matahari, bagian ekor komet mencair dan melepaskan partikel debu atau bebatuan.

Lama kelamaan, gaya gravitasi planet raksaksa, terutama Jupiter, mengubah arah orbit partikel itu sehingga semakin mendekati Bumi. Meteor Perseid pun jadi terlihat lebih banyak daripada biasanya.

Berburu meteor

Hujan meteor umumnya bisa dilihat menggunakan mata telanjang, apalagi jumlahnya banyak seperti pada tahun ini. Namun, jangan khawatir jika belum sempat menikmati hujan meteor Perseid. Masih ada hujan meteor lain yang segera menyambangi atmosfer Bumi.

Desember merupakan momen tepat untuk berburu hujan meteor. Umumnya, hujan meteor Geminid dan Ursid mulai turun pada bulan ini.

Hujan meteor Geminid mulai terlihat pada awal Desember. Diperkirakan, hujan meteor Geminid akan mencapai puncaknya pada 13 atau 14 Desember 2016. Sekitar 120 meteor akan terlihat per jam.

Namun, meteor Geminid bukan berasal dari komet seperti Perseid, melainkan dari asteroid bernama 3200 Phaethon. Sesuai namanya, arah meteor berasal dari rasi bintang Gemini di belahan utara Bumi.

Setelah Geminid, hujan meteor Ursid dari arah rasi bintang Ursa Minor di utara bumi juga akan menghiasi langit malam. Biasanya, hujan meteor Ursid mulai terlihat pada kisaran 17 hingga 23 Desember. Untuk tahun ini, puncak hujan meteor diperkirakan terjadi pada 21 atau 22 Desember 2016.

Huffington Post Hujan meteor Geminid

Agar bisa menikmati keindahan hujan meteor dengan mata telanjang, sebaiknya Anda mencari daerah yang gelap dan tidak banyak terkontaminasi cahaya lampu. Menunggu hujan meteor di daerah pinggiran kota dengan langit cerah adalah pilihan tepat.

Perlu diingat, meteor bisa terlihat kapan saja dan tidak bisa diprediksi waktunya. Karena itu, lebih baik Anda mulai duduk manis dengan perbekalan cukup sejak tengah malam.

Selain makanan dan pakaian tebal, tak lupa siapkan kamera untuk menangkap momen hujan meteor ini. Kalau bisa, koleksi juga foto selfie dengan latar belakang hujan meteor nan indah. Ini tentu bisa jadi kenangan manis.

Untuk keperluan selfie di tempat minim cahaya, Anda harus punya ponsel yang memiliki kamera depan canggih. Kalau bisa, resolusinya 16 megapiksel seperti pada Oppo F1s.

Untuk memaksimalkan hasil selfie, fitur seperti screen flash juga penting. Fitur ini bisa mendeteksi kondisi cahaya lalu menyesuaikannya secara otomatis. Hasilnya, wajah tetap kelihatan cerah tanpa efek berlebihan, meski foto diambil di lokasi minim cahaya.

Karena meteor jatuh terjadi hanya dalam hitungan detik, sebaiknya ponsel kamera juga bisa cepat diaktifkan. Misalnya, memakai fitur fingerprint dengan dukungan teknologi flash touch access. Pada Oppo F1s, fitur tersebut akan mengaktifkan ponsel hanya dalam hitungan 0,2 detik.

Dengan bekal ponsel kamera semacam itu, berburu momentum hujan meteor untuk latar belakang selfie tak akan jadi persoalan. Selamat berburu meteor!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com