Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Juno dan Misteri Planet Monster di Tata Surya

Kompas.com - 09/07/2016, 19:20 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Bagaimana Jupiter bisa memiliki medan magnet yang begitu kuat? Itu masih menjadi pertanyaan. Dengan Juno, ilmuwan bermaksud memetakan medan magnet, gravitasi, serta mengungkap struktur dalam Jupiter.

Jupiter kaya akan awan amonia. Namun demikian, ada pula awan yang terdiri atas air. Hingga kini belum terungkap jumlah air di planet tersebut.

Dengan Juno, ilmuwan akan mengungkap keberadaan air di atmosfer Jupiter untuk mengonfirmasi pemahaman selama ini tentang asal-usul planet tersebut.

Secara umum, misi Juno berusaha mengungkap asal-usul dan evolusi Jupiter sehingga bisa memahami struktur serta perannya di masa awal Tata Surya.

Radiometer Gelombang Mikro

Salah satu instrumen ampuh yang disematkan pada Juno adalah radiometer gelombang mikro. Instrumen ini berbentuk serupa teleskop radio dengan enam antena.

Radiometer gelombang mikro akan lingkungan kedalaman 500 kilometer dari permukaan Jupiter dan mendeteksi uap air, spesifiknya oksigen.

Astronom percaya, Jupiter tidak lahir di tempatnya berada sekarang. Tempat kelahiran Jupiter bisa diketahui dengan melihat kemelimpahan oksigen di lingkungannya saat ini.

Kandungan oksigen dipengaruhi oleh jarak lokasi kelahiran Jupiter dengan Matahari. Makin jauh, maka kandungan oksigennya makin tergolong sedikit.

Data yang dihasilkan dari deteksi radiometer gelombang mikro akan dianalisis oleh tim ilmuwan di Bumi dengan bantuan  Very Large Array Radio Telescope di New Mexico.

Misi Juno juga secara tidak langsung akan mengungkap asal-usul dan evolusi Bumi, utamanya bagaimana Bumi bisa berada di tempatnya saat ini dan memiliki kehidupan.

George Musser, komunikator astronomi, dalam tulisannya di Scientific American, Rabu (6/7/2016), mengatakan bahwa misi Juno juga punya manfaat langsung.

Instrumen radiometer gelombang mikro yang sebelumnya dikembangkan secara khusus untuk Juno kini bisa dipakai untuk meneliti atmosfer Bumi.

"Brian Drouin dari JPL (Jet Propulsion Lab, NASA) sedang melakukannya, mengukur pengaruh suhu dan tekanan pada sifat radiasi upa air di Bumi, yang kemudian akan memengaruhi perambatan sinyal GPS," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com