Lestarikan Dugong untuk Lamun dan Manusia

Kompas.com - 20/04/2016, 20:23 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

"Masih ada juga masyarakat di Kutawaringin Barat yang menggemari daging dugong. Kalau ada daging dugong, pestanya lebih mewah dari pesta perkawinan," kata Wawan Kiswara.

Wawan Ridwan menambahkan, dugong juga kerap menjadi korban tangkapan samping. "Tapi ketika tertangkap, tak \dilepaskan. Kadang dipelihara hingga 12 tahun," katanya.

Simposium tentang dugong, kata Sekretaris Jenderal Perencanaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Agus Dermawan akan menjawab sejumlah tantangan dalam pelestarian dugong.

"Target dua hari simposium ini, kita akan kumpulkan informasi terkini dari aspek ekologi dan ancaman dugong, buat status terkini tentang populasi dugong dan habitat lamun, serta bangun jejaring pemerhati dugong," jelasnya.

Ia menuturkan, KKP telah menyusun Rencana Aksi Nasional untuk pelestarian 20 spesies hewan laut di mana dugong adalah salah satunya.

Indonesia tahun ini dapat dana pelestarian dugong dari Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund, United Nations Environment Programme (UNEP), Conservation of Migratory Species of Wild Animals (CMS), dan Global Environmental Facility(GEF).

"Dana yang didapatkan 829.353,2 US Dollar atau sekitar Rp 11 miliar untuk tiga tahun. Rencananya untuk program hingga akhir tahun 2018," jelas Agus.

Dengan dana itu, KKP dan pihak terkait akan memperkuat kebijakan nasional untuk konservasi dugong, meningkatkan kesadaran konservasi dugong, serta membangun upaya pelestarian berbasis komunitas.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau