Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Equinox" Jelas Punya Dampak, tetapi Apakah Seseram di Pesan Berantai?

Kompas.com - 19/03/2016, 12:04 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Namun, ia mengatakan, masyarakat tetap harus waspada. Cuaca di beberapa wilayah Indonesia memang cenderung kering. Sejumlah wilayah Sumatera sudah dalam masa kemarau.

"Ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan," ujar Yunus.

Konsumsi sayuran dan buah jelas perlu, begitu juga air. Namun, tak perlu pula konsumsi air dalam jumlah yang sangat besar. Lalu jelas pula, lilin tak akan meleleh hanya karena equinox.

Justru, kata Thomas, akan ada fenomena menarik karena equinox, sebuah hari tanpa bayangan matahari.

Penjelasan BMKG

Terkait pesan berantai itu, BMKG secara resmi akhirnya mengeluarkan penjelasan. Penjelasan itu disampaikan di laman jejaring BMKG.

Dalam keterangannya, BMKG menekankan, equinox adalah salah satu fenomena astronomi saat matahari melintasi garis khatulistiwa dan secara periodik berlangsung 2 kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September.

Saat fenomena ini berlangsung, durasi siang dan malam di seluruh bagian bumi hampir relatif sama, termasuk wilayah yang berada di subtropis di bagian utara ataupun selatan.

"Keberadaan fenomena tersebut tidak selalu mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis, dan kita ketahui bahwa rata-rata suhu maksimal di wilayah Indonesia bisa 32-36 derajat celsius," papar Yunus.

Menyikapi hal ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak perlu mengkhawatirkan dampak dari equinox sebagaimana disebutkan menurut isu yang berkembang.

Secara umum, kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia cenderung kering. Beberapa tempat, seperti Sumatera bagian utara, mulai memasuki musim kemarau.

Maka dari itu, ada baiknya masyarakat tetap mengantisipasi kondisi cuaca yang cukup panas dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan tetap menjaga kesehatan keluarga serta lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com