Bukan "Hoax", Kursi Roda Ini Benar-benar Bisa Digerakkan Pikiran!

Kompas.com - 28/01/2016, 21:34 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

Walaupun kita sudah fokus menatap kotak bagian tertentu pada layar, gerakan kursi roda kadang tak selalu tepat. Misalnya, ketika kita menatap kotak bagian kanan agar bisa berbelok ke arah tersebut, kursi roda tetap saja bergerak lurus.

Di situlah sebenarnya yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi para pengembang alat berteknologi EEG.

"Belum ada alat yang benar-benar akurat," ungkap peneliti Balai Pengembangan Instrumentasi yang memimpin proyek kursi roda EEG, Arjon Turnip.

Menurut Arjon, belum ada satu pun perangkat EEG di dunia yang akurasinya mencapai 100 persen. Tak ada pula yang hanya menggunakan pikiran. Pasti ada bantuan penglihatan untuk memancing sinyal otak.

Agung menuturkan, kunci untuk mengupayakan akurasi pada perangkat EEG adalah perangkat lunaknya. "Harus bisa mengekstrak sinyal dengan baik," katanya.

Sinyal otak tak seperti sinyal jantung yang rata-rata detaknya sudah diketahui. Sinyal otak cenderung random sehingga harus diekstrak dan diidentifikasi.

Identifikasi salah satunya berdasarkan frekuensi. Misalnya, untuk gerakan maju, frekuensinya 9 hertz. Maka dari itu, perangkat lunak harus bisa mengidentifikasi sinyal pada frekuensi itu.

Identifikasi itu punya tantangan sebab banyak noise dalam sinyal otak. Jika selama fokus bergerak lantas pengguna, misalnya, sekadar berkedip, frekuensinya sudah akan berbeda sehingga menyulitkan gerakan.

Arjon menyebutkan, "Kursi roda EEG ini adalah yang paling canggih di Indonesia."

Kini, pengembangannya masuk tahun keempat. Program pada tahun ini adalah menguji coba fungsi kursi roda secara terbatas sambil terus menyempurnakannya.

"Kami sudah bekerja sama dengan Rumah Sakit Hasan Sadikin dan ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk tahap uji coba ini," Kata Arjon.

Kemungkinan, produk ini bisa selesai dikembangkan dalam 2-3 tahun ke depan.

Menurut Arjon, perlu sinergi dalam pengembangan teknologi seperti kursi roda EEG. Bukan hanya lembaga penelitian dan universitas yang perlu terlibat. Industri juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau