Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kiat Memotret Gerhana Matahari Total 9 Maret Nanti

Kompas.com - 19/01/2016, 13:26 WIB

Gerhana matahari sangat menarik untuk difoto. Selain para astronom dan para ilmuwan yang memerlukan rekaman visual atas fenomena alam itu, jutaan hobiis fotografi sedunia pun tertarik untuk menyimpan imaji gerhana matahari dalam koleksi foto mereka.

Pada 9 Maret 2016 nanti, Indonesia satu-satunya negara yang daratannya akan dilalui Gerhana Matahari Total (GMT). Momentum ini sangat langka, karena itu semua mata dunia akan tertuju ke Indonesia, terutama daerah-daerah yang akan dilewati jalur GMT.

Maka, persiapkan diri sebaik-baiknya jika ingin memotret GMT dengan baik. Tips dan trik ini diambil dari arsip Kompas yang pernah dimuat di harian Kompas pada 4 Agustus 2009.

Tulisan Klinik Fotografi Kompas kali ini berisi kiat memotret gerhana matahari berdasarkan pengalaman yang diceritakan tiga orang Indonesia yang melakukan buru foto gerhana matahari total di Chongqing, China, 22 Juli 2009.

Ketiga orang Indonesia itu adalah Edwin Djuanda, Hartono Halim, dan Agatha Bunanta, yang memang para pehobi fotografi berat.

Edwin Djuanda Gerhana matahari total pada 11 Juni 1983. Lokasi Tanjung Kodok, Tuban, Jawa Timur. Kamera: Canon F1, Film Kodakcolor, ISO 100, Lensa FD 400 mm/f/4.5 pada bukaan 5.6, kecepatan rana 1/15 detik dengan tripod, tanpa filter. Arsip Edwin Djuanda, pernah dimuat di Kompas, 4/8/2009.
Edwin Djuanda yang seorang dokter bahkan sudah memotret gerhana matahari total (GMT) sejak tahun 1983.

Gerhana matahari ada beberapa macam, yaitu gerhana matahari sebagian, gerhana matahari total, dan juga gerhana matahari cincin.

Secara umum, memotret gerhana matahari memiliki pola yang sama, yaitu sulit untuk menentukan metering karena kondisi yang unik.

Matahari adalah sumber cahaya yang sangat kuat, sementara langit di sekitarnya bisa dikatakan merupakan parameter yang tidak mengikat alias kita tidak bisa menentukan dengan pasti kepekatan langit dalam foto kita.

Saat matahari belum tertutup, pencahayaan sangat kuat; sedangkan setelah matahari tertutup, pencahayaan bisa sangat redup, sementara kita harus mendapatkan imaji dengan kepekatan tertentu agar menghasilkan foto yang bisa disebut rekaman gerhana yang pas.

Agar singkat dan mudah dipahami, baiklah rentetan pengalaman ketiga orang tadi kita rangkum dalam urutan berikut.

Untuk mendapatkan foto gerhana yang baik, kita harus melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com