Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Panji di Candi Penataran

Kompas.com - 12/10/2015, 20:35 WIB

Dua kisah itu hanyalah sedikit di antara kisah yang digambarkan pada relief-relief percandian Penataran. Selama ini sudah banyak pula yang terkuak.

Teridentifikasi

Area percandian Penataran berada di lahan seluas 12.946 meter persegi. Dari pintu masuk di sebelah barat, akan ditemui dua patung Dwarapala. Berikutnya, ada bangunan persegi berupa fondasi atau bagian bawah bangunan yang disebut Bale Agung. Panjangnya 37 meter, lebar 18,84 meter, dan tinggi 1,44 meter. Dinding-dindingnya polos tanpa relief.

Pendopo Teras sebagai bangunan berikutnya ada di sebelah tenggara Bale Agung. Pendopo ini memiliki panjang 29,05 meter, lebar 9,22 meter, dan tinggi 1,5 meter. Pada sisi barat, ada dua pintu dengan anak tangga kecil. Di sekeliling dindingnya dipenuhi relief.

Kisah relief yang berhasil diidentifikasikan selama ini meliputi kisah Sri Tanjung, Bubuksah-Gagang Aking, dan Sang Setyawan. Sri Tanjung dimulai dari dinding barat bagian selatan. Sang Setyawan dan Bubuksah-Gagang Aking ada di dinding sisi timur.

Dua kisah yang masih menyimpan misteri ada di dinding barat. Tak hanya itu. Di sisi dinding barat dan utara masih banyak kisah Cerita Panji, kisah asal Jawa, yang perlu diungkap lagi.

Relief-relief lain ditemukan di Candi Induk. Namun, relief itu menuturkan Ramayana dan Kresnayana yang bersumber dari India.

Cerita Panji dalam berbagai versi sastra menceritakan asmara dan pertunangan Putra Panji Inu Kertapati dari Kerajaan Jenggala atau Kahuripan dengan Putri Candrakirana atau Dewi Sekartaji dari Kerajaan Daha atau Kediri.

Lydia Kieven dalam suatu seminar Cerita Panji di Perpustakaan Nasional Jakarta tahun 2014 mengatakan, di antara kisah asrama sepasang manusia dalam Cerita Panji, ada tiga unsur, yaitu perpisahan, saling mencari, dan menyatu kembali.

Dari relief Pendopo Teras di area Candi Penataran, seperti dituturkan Bondan, ada yang masih belum terkuak. Narasi hasil kreativitas seni dari tujuh abad lalu itu rupanya masih menjadi pekerjaan rumah bagi para peneliti masa sekarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com