Bangunan itu berangka tahun 1297 Saka. Jika dialihkan tahun Masehi, tinggal ditambahkan angka 78 sehingga menjadi tahun 1375 Masehi.
Tuan dan pembantu
Kisah yang terpisah lainnya tidak kalah menarik. Bondan menunjukkan figur laki-laki dan perempuan bermain alat musik tetabuhan. Pada adegan berikutnya, sosok laki-laki dan perempuan itu berkasih-kasihan. Laki-laki tersebut memangku sosok perempuan.
"Coba lihat, ada relief berikutnya yang juga menunjukkan sepasang laki-laki dan perempuan di lantai yang juga sedang berkasih-kasihan," kata Bondan.
Relief itu menceritakan di antara tuan dan pembantunya yang saling mengasihi. Menurut Bondan, kisah ini juga masuk Cerita Panji yang belum terkuak dari salah satu bangunan di percandian Penataran.
Dua kisah itu hanyalah sedikit di antara kisah yang digambarkan pada relief-relief percandian Penataran. Selama ini sudah banyak pula yang terkuak.
Teridentifikasi
Area percandian Penataran berada di lahan seluas 12.946 meter persegi. Dari pintu masuk di sebelah barat, akan ditemui dua patung Dwarapala. Berikutnya, ada bangunan persegi berupa fondasi atau bagian bawah bangunan yang disebut Bale Agung. Panjangnya 37 meter, lebar 18,84 meter, dan tinggi 1,44 meter. Dinding-dindingnya polos tanpa relief.
Pendopo Teras sebagai bangunan berikutnya ada di sebelah tenggara Bale Agung. Pendopo ini memiliki panjang 29,05 meter, lebar 9,22 meter, dan tinggi 1,5 meter. Pada sisi barat, ada dua pintu dengan anak tangga kecil. Di sekeliling dindingnya dipenuhi relief.
Kisah relief yang berhasil diidentifikasikan selama ini meliputi kisah Sri Tanjung, Bubuksah-Gagang Aking, dan Sang Setyawan. Sri Tanjung dimulai dari dinding barat bagian selatan. Sang Setyawan dan Bubuksah-Gagang Aking ada di dinding sisi timur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.