Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bengkel Molekuler" Antar Tiga Ilmuwan Meraih Nobel Kimia

Kompas.com - 07/10/2015, 19:04 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Saat DNA terpapar sinar ultraviolet, basa timin yang menyusunnya "lengket" satu sama lain. Enzim eksinuklease menemukan kelainan ini dan mengoreksinya. Selanjutnya, dua enzim lain yang bernama DNA polimerasi dan DNA ligase menyempurnakan.

Sementara Paul Mordich mengungkap proses reparasi ketika basa dalam DNA berpasangan dengan basa yang salah serta terjadi kesalahan dalam menyalin.

Mordich menemukan adanya dua enzim, disebut MutS dan MutL, yang berperan menemukan kesalahan dalam penyalinan DNA. Lalu, enzim lain bernama MutH berperan memotong bagian yang salah. Koreksi disempurnakan oleh DNA polimerasi dan ligase.

Terkejut

Tiga ilmuwan penerima Nobel diberitahu oleh panitia lewat telepon dan merasa terkejut serta beruntung karena menerima penghargaan tertinggi dalam dunia sains itu.

Sancar yang menjadi ilmuwan Turki pertama yang menerima Nobel mengatakan, "Saya tak menyangka mendapatkan ini. Saya sangat terkejut."

Sancar mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan. Dia bangga atas dukungan keluarganya dan negara-negara tempat dia tumbuh dan bekerja. "Terutama Turki, ini sangat penting," katanya.

Lindahl seperti dikutip The Guardian mengatakan, "Saya terkejut. Saya tahu saya beberapa kali dipertimbangkan di antara ratusan orang. Saya merasa beruntung dan bangga dipilih."

Temuan koreksi DNA tidak ngawang-ngawang. Temuan ini sangat berharga bagi terapi kanker dan mencegah penyakit akibat faktor genetik.

Kanker terjadi karena mutasi DNA. Sel yang mengalami kanker kehilangan kemampuan untuk mereparasi sehingga mengalami mutasi dan resisten pada kemoterapi. Pada saat yang sama, sel kanker tergantung pada sel sehat.

Pemahaman koreksi DNA membantu ilmuwan mengembangkan obat atau terapi yang baik untuk kanker. Menghilangkan kemampuan sel kanker mereparasi mungkin lebih baik untuk mengobati kanker.

Claes Gustafsson, salah satu juri Nobel, mengungkapkan bahwa riset koreksi DNA sangat berguna. "saya kira sekarang sudah ada satu atau dua obat kanker yang tersedia yang dibuat berdasarkan pemahaman ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com