Selain surat palsu,pihak Jepang juga menyodorkan dokumen-dokumen gadungan yang isinya menyebutkan berasal dinas rahasia Amerika Serikat dan berisi mengenai pengakuan mereka bahwa K’tut adalah agen rahasia utusan Amerika Serikat.
“Pemalsuan itu begitu kentara, sehingga nyaris saja aku tertawa terbahak-bahak," ucap ketut mengenai tipu muslihat yang dlakukan oleh tentara Jepang.
Pemeriksaan demi pemeriksaan terus dilakukan sekitar sepuluh sampai empat belas hari, masa-masa itu K’tut katakan sebagai pengalaman yang begitu mengerikan. Lalu pada suatu hari kesabaran Jepang sudah mulai habis, K’tut kemudian diancam akan ditelanjangi dan digiring mengelilingi Kediri jika tidak juga mengaku.
Ancaman itu K’tut anggap hanya sebagai sebuah gertakan, namun ternyata Jepang tidak main-main. Karena tak mau mengaku kemudian K’tut disertai seorang tentara yang mengikuti dari belakang sambil menyodorkan bayonetnya kearah ketut dan sambil rambut K’tut yang dipenitikan selembar kertas besar bertuliskan “Mata-mata Amerika” mengelilingi Kediri dengan kondisi telanjang bulat.
Warga sekitar yang berada di jalan raya, begitu melihat keadaan K’tut pun langsung lari pontang-panting ketakuan ke rumah mereka masing-masing karena tak biasa melihat pemandangan seperti itu. Yang tetap berada di jalan raya hanyalah tentara Jepang dan K’tut yang dalam keadaan telanjang bulat serta memar-memar dan kotor.
Setelah melihat bahwa usaha yang sia-sia, tentara Jepang kemudian memasukan K’tut ke sel nya kembali dan memukulinya kembali, kemudian membiarkan K’tut menderita di selnya. Namun sejatinya tentara Jepang masih memiliki belas kasihan,setelah lelah menyiksa K’tut tanpa mendapatkan hasil apa-apa, mereka kemudian mulai lembek kepada K’tut.
Ada dari mereka kemudian menawarkan makanan yang layak, meski harus K’tut makan di depan depang orang-orang yang baru saja memukuli dirinya hingga baru saja sesuap K’tut muntah, kemudian salah seorang perwira menghampiri K’tut dengan wajah kasihan kemudian menyuapinya dan mengelus-elus rambutnya
Lalu juga suatu hari juga keinginan untuk mandi terwujud bagi K’tut, ia ditawarkan untuk mandi air panas di suatu tempat pemandian, walaupun sempat diperhatikan oleh dua tentara yang mengintip, K’tut kemudian tak menghiraukanya dan melakukan sesuatu yang ia tak dapat lakukan selama ia berada di penjara.
Setelah sekitar tiga minggu menjalani pemeriksaan dan penyiksaan yang berlangsung hampir setiap hari, Jepang kemudian membebaskan K’tut. Namun sebelumnya ia ditawarkan oleh seorang perwira Jepang untuk bekerja melawan Amerika Serikat dengan cara menjadi penyiar radio untuk siarang yang ditujukan ke Amerika Serikat. Dari pekerjaan itu K’tut dapat mendapatkan uang, rumah bagus, mobil, dan benda mewah lainya.
Namun segala itu K’tut tolak dan ia kemudian pergi meninggalkan penjara yang kemudian ia ingat sebagai masa-masa yang paling menderita dalam hidupnya. (Haydr Suhardy)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.