Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki di Balik Gelombang Panas Mematikan di Asia Selatan

Kompas.com - 28/06/2015, 15:32 WIB

Hanid menerangkan kondisi di Pakistan. "Vortex (tekanan rendah) yang tumbuh di laut Arab bagian utara pada awalnya berada di atmosfer bagian atas," katanya.

"Beberapa hari kemudian, vortex itu turun ke permukaan dan menjadi area bertekanan rendah," tambahnya.

"Tekanan rendah dan kelembaban tinggi itulah yang menyebabkan panas tak tertahankan di Karachi, suhu seolah-olah 49 derakat celsius, sementara aktualnya 43 derajat celsius."

"Di bagian selatan Pakistan, suhu udara yang terbaca 47 derajat, celsius tapi orang hanya merasa 41 derajat celsius karena tekanan tinggi dan kelembaban rendah. Itulah mengapa tidak ada orang meninggal di sana," urai Hanif.

Fenomena seperti yang terjadi di Karachi semakin sering terjadi. Ilmuwan belum mengetahui sebabnya.

"Kita harus mencari tahu mengapa sirkulasi yang tak biasa ini terjadi saat ini," ungkap Krishnan.

Cuaca ekstrem

Perubahan iklim mungkin menjadi salah satu faktor yang memicu fenomena tak biasa itu. Panel Antar-pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) telah mengingatkannya.

"Pemanasan telah terjadi, pada level negara, di wilayah Asia Selatan selama abad ke-20 dan 2000-an," demikian assesment report kelima IPCC menyebutkan.

"Frekuensi gelombang panas meningkat sejak pertengahan abad 20 di sebagian besar wilayah Asia."

Ancaman gelombang panas selama ini tak mendapat perhatian karena terjadi perlahan, tak seperti banjir dan badai. Perhatian kini diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com