Desakan untuk menjadi kreatif itu mungkin muncul lebih dari 500.000 tahun lalu.
Kreativitas dalam bentuk seni mungkin tidak penting untuk mencari makan. Namun, diduga hal itu menjadi salah satu pertimbangan mencari jodoh.
"Kesuksesan suatu spesies ditentukan oleh jumlah anak yang dihasilkan. Lebih banyak anak, maka makin sukses suatu spesies," kata Joordens.
"Jika dalam satu populasi kreativitas jadi pertimbangan, desakan kreatif menyebar," katanya.
Desakan itu yang kemudian membuat umat manusia menjadi makhluk kreatif, salah satunya dengan berkarya seni.
Menurut Joordens, kebiasaan manusia masa kini mengidolakan seorang artis mungkin berakar pada kebiasaan masa lalu.
"Musik, puisi, memang memicu emosi kita," ujar Joordens.
Emosi memang tidak penting dalam kesintasan suatu spesies. Namun, emosi membangun rasa dihargai yang akhirnya menentukan dalam pencarian pasangan.