Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuah Hatta-Sjahrir di Tanah Naira

Kompas.com - 19/05/2015, 15:14 WIB

Kenangan yang tersisa di sana antara lain tujuh meja dan bangku belajar di belakang rumah. Pada permukaan papan tulisnya masih terbaca bekas tulisan tangan Hatta dengan huruf tali berbunyi: "Sedjarah Perdjoeangan Indonesia Setelah Soempa Pemoeda di Batavia Pada Tahun 1928".

Oleh manajemen Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Hatta-Sjahrir, tempat itu dijadikan laboratorium Program Studi Sejarah. Salah satu mata kuliah yang jadi kekhasan ialah sejarah Banda Naira yang materi pembelajarannya antara lain tentang Hatta dan Sjahrir.

La Ima La Ade (76), tokoh masyarakat Banda Naira, mengatakan, kehadiran Hatta dan Sjahrir telah mengubah wajah Banda yang hancur akibat nafsu serakah pemburu rempah-rempah, para penjajah.

Rempah-rempah resmi diburu secara kasar oleh penjajah mulai 1512 dengan kedatangan tim ekspedisi asal Portugis di bawah pimpinan d'Abrau dan Serrao. Mereka mencari pala (Myristica fragrans) dan cengkeh (Syzygium aromaticum) yang beredar luas di pasar dunia sejak zaman Romawi, seperti ditulis Des Alwi dalam bukunya, Sejarah Banda Naira (2010).

Generasi Banda Naira terancam dihabisi melalui pembunuhan ribuan orang kaya dan orang-orang berpengaruh oleh Belanda. Rempah-rempah yang menjadi kekayaan Banda Naira malah menimbulkan petaka.

Kendati dalam kondisi tertekan, menurut La Ima, pendidikan yang diberikan Hatta dan Sjahrir menghasilkan generasi emas Banda Naira yang kemudian turut memberikan kontribusi bagi Indonesia. Salah satunya adalah Des Alwi.

Saat disekolahkan Hatta dan Sjahrir ke Inggris, Des sempat terlibat dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag, 1949. Des juga berperan dalam pemulihan hubungan antara Indonesia dan Malaysia setelah konfrontasi.

"Tanpa Hatta dan Sjahrir, Banda tidak punya generasi sehebat almarhum Pak Des. Mungkin Banda Naira hanya dikenal dengan rempah-rempahnya saja," kata La Ima. (ABK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com