Meskipun bisa mengonfirmasi bahwa fenomena pada ketinggian 260 km dari daratan Mars itu nyata, ilmuwan masih garuk-garuk kepala, bingung untuk menjelaskan sebabnya.
"(Kabut misterius) itu menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban," ungkap Antonio Garcia Munoz, ilmuwan dari Badan Antariksa Eropa (ESA).
Damian Peach menuturkan, ia menemukan kabut tersebut saat mengamati belahan selatan Planet Merah.
"Saya menyadari proyeksi ini muncul dari sisi planet. Awalnya, saya mengira ada masalah pada teleskop," katanya.
"Namun, setelah saya mengecek lebih banyak citra, saya menyadari bahwa itu fitur yang nyata dan itu cukup mengejutkan," imbuhnya seperti dikutip BBC, Senin (16/2/2015).
Kabut terang pertama bertahan selama 10 hari. Sebulan kemudian, kabut terang itu muncul lagi dalam rentang waktu yang sama. Setelah itu, kabut terang tak muncul lagi.
Munoz mengungkapkan, kabut terang yang merentang hingga 1.000 kilometer itu mungkin awan super.
Namun, mengatakan bahwa obyek itu benar-benar awan seperti yang dibayangkan manusia juga sulit. pasalnya, atmosfer Mars sangat tipis dan kabut itu terlalu tinggi.
"Kita tahu ada awan di Mars, tetapi awan hingga saat ini baru terobservasi pada ketinggian 100 kilometer," katanya.
"Yang kita laporkan pada ketinggian 200 kilometer jadi berbeda. Pada ketinggian 200 kilometer, seharusnya kita tidak melihat awan. Atmosfernya terlalu tipis," katanya.
Munoz mengatakan, alternatif penjelasan untuk fenomena itu adalah aurora super-terang. Namun, sulit juga untuk memastikan bahwa fenomena itu memang aurora.
"Kita tahu pada area Mars ini kita pernah menjumpai aurora. Namun, intensitas yang kita jumpai jauh lebih tinggi dari aurora di Mars dan Bumi," kata Munoz.
"(Jika benar), itu akan menjadi aurora yang 1.000 kali lebih kuat, aurora terkuat, dan sulit mengatakan bahwa Mars punya aurora sekuat itu," imbuhnya.
Jika salah satu dari dua teori itu benar, pemahaman tentang atmosfer Mars selama ini salah.
Ilmuwan masih berupaya untuk menjelaskan fenomena itu. Observasi dengan teleskop atau wahana antariksa tengah dilakukan untuk mengungkap kabut misterius itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.