Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Kobe, Titik Balik Jepang

Kompas.com - 22/01/2015, 06:05 WIB

Gempa itu pertama kali terjadi di Jepang modern yang memukul kawasan padat penduduk. Sekitar 100.000 rumah dan bangunan hancur total, dan 140.000 rumah rusak. Sebanyak 6.434 orang tewas dan 40.000 orang terluka. Kehancuran diperparah dengan kebakaran hebat yang melanda setelah gempa. Setidaknya 100 kebakaran dilaporkan terjadi di Kobe, membakar habis 7.000 rumah. Nilai total kerugian akibat gempa itu diperkirakan mencapai 200 miliar dollar AS.

Pelajaran dari Kobe

”Sebelum gempa 1995, bangunan di Kobe banyak dari batu bata, selain kayu tua. Setelah gempa, tak ada lagi yang memakai batu bata. Kebanyakan beton atau kayu, tetapi dengan fondasi diberi peredam atau konstruksi silang. Kami kini lebih siap menghadapi gempa,” kata Koichi Yunoki (69), warga Kobe, yang jadi relawan di gedung Disaster Reduction and Human Renovation Institution.

Setelah gempa Kobe, Jepang merevisi total standar bangunannya. Belajar dari gempa Kobe, pada Oktober 1995, Undang-Undang Rehabilitasi Seismik untuk Bangunan-bangunan yang Ada dibuat, dan pemerintah mulai aktif mempromosikan penguatan rumah tua terhadap gempa. Beberapa pemerintah lokal menginisiasi bantuan keuangan bagi warga yang akan menguatkan rumah mereka.

Maka, pada 27 Februari 1995, Kementerian Konstruksi mengenalkan aturan konstruksi baru, terutama menekankan penguatan struktur bangunan dan infrastruktur dasar yang dibangun sebelum 1980-an. Tiga tahun kemudian, 30.000 jembatan telah diperkuat konstruksinya.

Tak hanya perubahan fisik, Jepang juga mengubah strategi mitigasi bencana. Pada 1997, mereka menerbitkan Basic Disaster Prevention Plan, meliputi strategi pengurangan bencana, tanggap darurat, pemberian bantuan dan rekonstruksi, serta upaya mengatasi tsunami dan gempa berskala besar. Riset tentang bencana khususnya gempa bumi dan tsunami digalakkan, terutama survei terhadap 98 patahan aktif di Jepang. Sebanyak 3.000 seismoter baru dipasang di 1.800 lokasi.

Sama seperti Jepang, sejumlah kota di Indonesia telah dilanda gempa besar bersumber dari patahan di dekat pusat kota, seperti yang melanda Yogyakarta pada 2006 dan Padang pada 2009. Namun, perubahan signifikan menghadapi gempa bumi, terutama pembangunan rumah dan infrastruktur tahan gempa, belum jadi arus utama. (Ahmad Arif)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com