Planet yang bernama Kepler 438b itu berukuran sedikit lebih besar dari Bumi. Mengitari bintang katai oranye, astronom mengatakan bahwa planet itu menerima panas dari bintangnya 40 persen lebih banyak daripada Bumi menerimanya dari Matahari.
Dengan ukurannya yang relatif kecil, astronom memperkirakan Kepler 438b adalah planet batuan seperti Bumi. Sementara itu, dari sisi jarak, planet itu dinyatakan berada dalam zona Goldlilocks, jarak yang pas sehingga mungkin terdapat air dalam bentuk cair.
Permukaan batuan dan keberadaan air dalam bentuk cair adalah beberapa faktor yang menentukan apakah suatu planet bisa mendukung kehidupan. Faktor lain di antaranya adalah keberadaan oksigen.
Kepler 438b berjarak 470 tahun cahaya dari Bumi. Satu tahun di planet itu sangat singkat, hanya 35 hari. Dengan demikian, planet itu berevolusi terhadap bintangnya 10 kali lebih cepat dari Bumi.
Menurut para astronom, planet yang berukuran lebih kecil biasanya punya kemungkinan lebih besar menjadi planet batuan. Dengan ukuran hanya 12 persen lebih besar dari planet kita, Kepler 438b punya peluang 70 persen bahwa ia merupakan planet batuan.
Penemuan planet itu dipaparkan dalam pertemuan tahunan American Astronomical Society di Seattle, Selasa (6/1/2014). Selain Kepler 438b, astronom juga menemukan 7 planet lain yang juga berpotensi mendukung kehidupan.
Semua planet ditemukan dengan teleskop Kepler milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Teleskop itu mendeteksi keberadaan planet dengan metode transit, melihat kedipan cahaya bintang induk saat planet melintas di depannya.
Planet lain yang ditemukan adalah Kepler 442b, juga berada di konstelasi Lyra. Berjarak 1.100 tahun cahaya, planet itu berukuran sepertiga Bumi dan menerima cahaya bintang dua pertiga dari yang diterima Bumi lewat Matahari. Ada peluang 60 persen bahwa dunia itu adalah planet batuan.
Guilerno Torres, seperti dikutip The Guardian, Selasa, mengungkapkan bahwa berdasarkan ukuran dan jumlah cahaya yang diterima dari bintangnya, dua dunia itu merupakan planet yang paling mirip Bumi.
Sebelumnya, planet yang paling mirip Bumi adalah Kepler 186f dan Kepler 62f. Masing-masing berukuran 10 persen dan 40 persen lebih besar dari Bumi serta menerima cahaya 33 persen dan 41 persen dari yang diterima Bumi.
Astronom belum mengetahui apakah kedua planet itu memiliki atmosfer. Namun, bila keduanya diliputi gas, suhunya bakal sekitar 60 derajat celsius untuk Kepler 438b dan 0 derajat celsius untuk Kepler 442b.
Tim Harvard Smithsonian Center for Astrophysics mengonfirmasi setiap planet yang dideteksi dengan program bernama Blender. Konfirmasi diperlukan sebab kedipan cahaya bisa juga ditimbulkan bila bintang yang dilihat adalah bagian dari sistem bintang ganda.
Dengan analisis statistik tertentu, program Blender bakal memastikan bahwa planet yang terdeteksi nyata. Dari total 12 planet yang terdeteksi oleh tim Harvard, 11 planet dinyatakan 99,7 persen eksis.
Pada masa depan, penelitian tentang "planet alien" dapat lebih detail dengan bantuan James Webb Telescope dan European Extremely Large Telescope yang kini sedang dibangun di Cile. Dengannya, manusia bukan hanya bisa menemukan planet baru, melainkan juga menganalisis atmosfernya.