Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katak Baru dari Sulawesi Mengejutkan Dunia karena Bisa Melahirkan

Kompas.com - 02/01/2015, 20:38 WIB

KOMPAS.com — Katak jenis baru dari Sulawesi mengejutkan dunia. Bila biasanya katak berkembang biak dengan cara bertelur, katak ini berkembang biak dengan melahirkan.

Katak itu ditemukan oleh ahli herpetologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Djoko Tjahjono Iskandar, serta rekannya, Ben J Evans, dari McMaster University di Kanada, dan Jimmy A McGuire dari Universityy of California, Berkeley.

Karena mampu melahirkan kecebong, katak baru ini dimasukkan dalam golongan hewan yang berkembang biak secara ovovivipar.

Ovovivipar berbeda dengan ovipar (bertelur) dan vivipar (melahirkan). Ovovivipar berarti embrio tetap berkembang di telur yang berada di dalam tubuh induk, tetapi keluar dari tubuh induk dalam kondisi sudah menetas.

Spesies katak baru ini dinamai Limnonectes larvaepartus, sesuai dengan sifatnya, mampu melahirkan larva (larvae: larva atau kecebong, partus: melahirkan).

Dalam publikasinya di jurnal PLOS ONE pada Rabu (31/12/2014) lalu, Djoko menyatakan bahwa jenis ini sudah dijumpai sejak dia melakukan survei keragaman katak di Sulawesi pada tahun 1996 lalu.

Namun, identitas katak ini sebagai spesies baru belum bisa ditetapkan sebab belum ada bukti perilaku melahirkan.

Perilaku melahirkan kemudian berhasil dilihat saat Djoko dan tim melakukan studi lapangan di Sulawesi tahun ini. Satu kali kesempatan, Djoko menyaksikan langsung katak melahirkan di genggaman tangan.

Dalam kesempatan lain, Djoko dan tim menjumpai adanya kecebong hidup dalam bagian sistem reproduksi bernama oviduk serta dalam tas plastik tempat tim mengoleksi katak.

Hingga kini, perilaku melahirkan ini masih misteri. Bagaimana bisa katak yang biasanya melakukan pembuahan eksternal (tidak ada penyatuan antara sel sperma dan sel telur dalam tubuh) bisa melahirkan?

Limnonectes larvaepartus disebut sebagai satu-satunya jenis katak yang mampu melahirkan kecebong dan satu dari 12 jenis katak yang mengalami evolusi fertilisasi internal.

Sebelumnya, terdapat katak Rheobatrachus yang dikenal "mengerami" telurnya di dalam lambung untuk kemudian memuntahkannya dalam bentuk kecebong. Namun, golongan katak itu sudah punah pada tahun 1980-an.

Sementara itu, di Afrika terdapat genus katak Nectophrynoides dan Nimbaphrynoides yang juga bisa melahirkan. Namun, keduanya melahirkan berudu (katak muda), bukan kecebong.

Limnonectes larvaepartus, ditemukan di wilayah Sulawesi Tengah, dinyatakan sebagai spesies endemik. Penyebarannya belum diketahui secara pasti sebab survei keragaman dan populasi katak di pulau itu hingga kini masih minim.

Katak itu biasanya hidup dalam rentang jarak 2-10 meter dari perairan. Secara fisik, katak unik karena memiliki tonjolan serupa taring dan warna emas di area punggung.

Sulawesi dipercaya merupakan rumah bagi sekitar 25 jenis katak bertaring. Di tengah eksploitasi hutan di Sulawesi, katak endemik ini perlu dilindungi. Kepunahan jenis ini dan jenis lain yang belum ditemukan mengancam bila perusakan lingkungan terus dilakukan.

Jimmy McGuire Kecebong katak Limnonectes larvaepartus, berukuran sekitar 1,5 cm.

Penemuan Limnonectes larvaepartus bukan lewat proses satu dua hari. Butuh ketekunan mengamati dan ketangguhan menjelajahi hutan selama hampir dua dekade untuk mengonfirmasinya sebagai spesies baru. Baca kisahnya di tautan berikut.

Kisah Ilmuwan ITB Menemukan Satu-satunya Katak di Dunia yang Melahirkan Kecebong

Djoko Tjahjono Iskandar bukan hanya sekali menggegerkan dunia ilmu pengetahuan. Sebelum penemuan Limnonectes larvaepartus, dia pernah menemukan spesies katak Kalimantan yang tak kalah langka. Apa itu? Baca sosok Djoko dan spesies unik yang ditemukannya di tautan berikut.

Djoko Tjahjono Iskandar, Ahli Katak Indonesia yang Bikin Geger Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau