Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Melacak Keberadaan Kotak Hitam AirAsia QZ8501

Kompas.com - 02/01/2015, 16:51 WIB

Selain sistem detektor yang terpasang di kapal, digunakan pula wahana bawah laut yang beroperasi otomatis atau autonomous underwater vehicles (AUV). Robot ini di antaranya dimiliki Singapura, Australia, dan AS. Wahana buatan AS yang dinamai Bluefin-21 mampu beroperasi di laut dalam. Pada pencarian MH370 beberapa bulan lalu, AUV ini dibawa kapal AL Australia Ocean Shield.

Wahana ini memainkan peranan penting dalam mencari lokasi hilangnya pesawat jet milik Air France tahun 2011. Penemuan ini dua tahun berselang setelah kecelakaan di Samudra Atlantik. Dengan AUV yang dilengkapi sistem sonar pemindai atau side-scan sonar turut membantu menemukan pesawat itu di kedalaman 3.900 meter.

AUV atau drone dibuat para insinyur di Bluefin Robotics di galangan kapal Quincy Massachusetts AS. Drone ini mampu menjelajah lautan untuk memetakan dasar laut yang menjadi bagian riset oseanografi, eksplorasi migas, dan mendukung tujuan pertahanan AS.

Bluefin-21 telah dikerahkan untuk mencari MH370. Wahana ini panjangnya 7,5 m dan berdiameter 0,5 m, menyerupai perahu berlambung datar. Bluefin digerakkan sebuah baling-baling di bagian ekor yang mengerucut.

Pada alat ini terdapat beberapa komponen dan sistem komunikasi, sistem kendali, dan kompartemen penyimpan data. Muatan ini tahan terhadap tekanan ekstrem di laut dalam. Di dalamnya terdapat sistem pengindera menggunakan kamera optik dan sonar pemindai.

Pada pencarian tubuh pesawat berikut kotak hitam, wahana seperti Bluefin-21 tidak akan dilibatkan. Lebih banyak digunakan teknologi sonar untuk memindai kondisi bawah air dalam perairan berkedalaman 30-35 meter.

Puluhan penyelam militer sudah bersiap sejak dua hari lalu. Namun, kesiapan mereka dan kapal pencari masih terkendala cuaca buruk dengan gelombang lebih dari 3 m yang jelas tidak aman bagi penyelaman dan pergerakan kapal pencari.

Selain itu, kondisi perairan berpotensi keruh yang disebabkan lantai perairan yang didominasi lumpur dan pasir halus, sebagaimana dilaporkan BPPT. Itu jelas mengganggu penglihatan. (YUNI IKAWATI/KOMPAS CETAK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com