Dengan masuk, Thomas mengungkapkan, pesawat akan mengalami goncangan hebat. "Jika memang masuk, saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi mungkin pesawat tidak bisa dipertahankan ketinggiannya," imbuh Thomas.
Kondisi mungkin dapat lebih buruk dengan adanya angin. Data Satellite Disaster Early Warning System (Sadewa) milik Lapan menunjukkan, ada angin yang bertiup kencang di sekitar lokasi QZ8501 terakhir terdeteksi.
Menurut BMKG, kecepatan angin di sekitar area hilangnya kontak pesawat pada ketinggian 30.000 kaki adalah 20 knot. Adapun kecepatan angin pada ketinggian di atas 34.000 kaki adalah 25 knot.
Nasib pesawat hingga kini belum diketahui. Masuk ke turbulensi juga belum tentu berarti pesawat akan hancur. Hingga petang ini, pencarian masih terus dilakukan di sekitar Bangka dan Belitung.
QZ8501 membawa 155 penumpang, dengan 149 di antaranya adalah warga negara Indonesia. Pesawat itu seharusnya tiba di Changi Airport pada pukul 08.30 waktu Singapura. Pesawat yang hilang adalah jenis Airbus A320-200 dengan nomor registrasi PK-AXC.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!