Jejak peradaban yang terkubur deposit tsunami itu diperkirakan sisa peninggalan Kerajaan Lamuri yang pernah ada di Aceh sekitar abad ke-9. Lamuri sebagai salah satu pusat peradaban pada masa lalu kerap disebut beberapa sumber, misalnya naskah Kertagama Prapanca. Kerajaan itu disebut Ramni oleh literatur Arab, Lanpoli oleh Ma Huan dari Tiongkok, dan Lambry oleh Tome Pires.
Lamuri kerap disejajarkan dengan bandar-bandar perdagangan terkenal di Asia Tenggara, seperti Barus, Singkil, serta belakangan dengan Tumasik (Singapura) dan Malaka. Berbeda dengan nama-nama kota kuno lain yang masih ada meski kondisinya telah meredup, seperti kota Barus dan Singkil, nama Lamuri sebagai kota lenyap dalam khazanah modern. Kota itu nyaris tak meninggalkan jejak, selain sejumlah benteng dan nisan kuno tanpa nama yang tersebar di sekitar Lamreh.
Bisa berulang
Sementara dari goa di Pantai Lhong, Aceh Besar, ditemukan setidaknya 10 jejak tsunami. ”Beberapa lapisan tsunami hebat yang kami identifikasi dari lapisan tanah di goa itu berasal dari tsunami 2004, tsunami sekitar 2.800 tahun lalu, 3.300 tahun lalu, 5.400 tahun lalu, dan 7.500 tahun lalu,” kata Nazli.
Gegar Prasetya, peneliti tsunami dari Amalgamated Solution and Research, mengatakan, jejak keberulangan tsunami yang terekam di goa itu harus menjadi peringatan serius. ”Data paleotsunami di goa yang ditemukan di Aceh terlihat, ada siklus tsunami besar yang datang berdekatan. Bahkan, ada yang jaraknya hanya 10 tahunan dari segmen beda,” katanya.
Dengan data itu, Gegar menyimpulkan, tsunami bisa saja berulang di Aceh dalam era kita, dengan skala yang bahkan lebih besar lagi. ”Baru-baru ini saya juga ditunjukkan data dari Mas Danny Hilman (ahli gempa LIPI), adanya akumulasi slip di belakang Pulau Simeulue sampai Meulaboh yang belum lepas energinya. Couplet earthquake atau gempa besar yang terjadi berdekatan bisa terjadi di zona subduksi sekitar Aceh,” ujarnya.
Kapan, di mana, dan seberapa kuat gempa berikutnya bakal terjadi hingga kini masih misteri. Belum ada teknologi yang dapat meramalkan. Maka, kesiapsiagaan menghadapi bencana paling mematikan dalam sejarah manusia modern itu tak boleh mengenal jeda. Jika kenangan hanya seumur jagung, jejak tsunami di lapisan tanah bisa tersimpan hingga ribuan tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.