Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2014, 14:23 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com - Tim riset Gunung Padang memberikan tanggapan atas keraguan sejumlah arkeolog tentang temuan koin di situs megalitikum itu. Menurut mereka, usia koin masih asumsi dan perlu diteliti lebih lanjut. Mereka mengatakan, ilmuwan harus tetap bersikap obyektif.

Diberitakan sebelumnya, tim riset Gunung Padang menemukan koin berwarna kehijauan setelah menggali hingga kedalaman 11 meter. Koin itu diduga berasal dari masa 5.200 SM dan bukan berfungsi sebagai uang, melainkan jimat.

Temuan tersebut menuai beragam tanggapan. Arkeolog dari Balai Arkeologi Bandung, Lutfi Yondri, meragukan temuan itu. Pasalnya, setelah menganalisis, koin yang ditemukan mirip dengan koin Netherland Indie yang terbit tahun 1945.

Sementara, arkeolog Junus Satrio Atmodjo mengatakan, pada lingkungan prasejarah seperti Gunung Padang, mustahil ditemukan koin. Koin baru mulai diciptakan 1.000 - 1.200 tahun yang lalu.

Menanggapi keraguan sejumlah arkeolog, sekretaris tim peneliti Gunung Padang, Erik Rizki, mengatakan bahwa usia koin masih hipotesis. Tim peneliti bakal melakukan analisis karbon untuk menentukan usia koin.

"Semua artefak yang ditemukan belum masuk ke lab. Belum dilakukan uji kimia, fisika, dan tomografi. Kita harus lakukan dulu analisis laboratorium untuk menentukan usia," kata Erik.

Usia perkiraan, yaitu dari masa 500 SM - 5.200 SM, ditentukan menurut analisis lapisan tanah pada kedalaman 11 meter, tempat koin ditemukan. Berdasarkan analisis jasad renik di lapisan itu pada tahun 2012 lalu, lapisan itu bertanggal 500 SM - 5.200 SM.

"Kita berasumsi usia koin yang ditemukan paralel. Ini masih asumsi. Hipotesis awal. Kita harus lakukan analisis laboratorium dulu," ungkap Erik saat dihubungi Kompas.com, Rabu (17/9/2014).

Tentang pendapat bahwa pada masa 5.200 SM belum ada koin, Erik mengatakan bahwa dirinya dan tim tak mau melihat temuan arkeologi hanya dengan komparasi. Menurutnya, jika pada peradaban lain belum ada, belum tentu di Indonesia juga tidak ada.

"Kita sebagai ilmuwan memang harus bersikap obyektif," katanya. Koin nantinya akan dikirim le Betalab di Miami, Florida, untuk dilakukan carbon dating.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Bagaimana Warna-warni Muncul di Sayap Kupu-Kupu?

Oh Begitu
Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Usia Berapa Seseorang Merasa Paling Bahagia ?

Kita
Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Oh Begitu
Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Fenomena
Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Oh Begitu
Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Oh Begitu
Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Fenomena
Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Oh Begitu
4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

Oh Begitu
Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com