Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/07/2014, 09:47 WIB
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT *

Penulis

Di Amerika baru-baru ini terjadi insiden kecelakaan kereta di New York yang menewaskan 4 orang dan 63 lain terluka. Saat menikung kereta meluncur terlalu cepat hingga keluar dari rel. Setelah menjalani penyelidikan, didapai bahwa masinis mengantuk dan menderita sleep apnea. Masinis tersebut adalah seorang pendengkur yang belum dirawat sleep apnea-nya hingga ia terus mengantuk walau sudah tidur cukup. Bergelas-gelas kafein pun tak cukup untuk menjaga keterjagaannya.

Akibat dari kecelakaan ini, kebutuhan akan pemeriksaan kesehatan tidur pada para pengendara kembali mencuat. Setelah Pilot yang harus menjalani pemeriksaan tidur di laboratorium tidur setahun sekali, kini diusulkan agar para pengendara bus, masinis, bahkan para pengatur lalu lintas di menara bandar udara untuk menjalani pemeriksaan yang sama setiap tahunnya.


Tanda-tanda kantuk mulai membahayakan:

- Kehilangan konsentrasi, sering mengerjapkan mata atau mata terasa berat.
- Pikiran menerawang.
- Sulit mengingat apa-apa yang telah dilewati; atau melewatkan beberapa rambu atau lampu merah.
- Berulang kali menguap dan mengusap-usap mata.
- Sulit menjaga kepala dalam posisi tegak.
- Melenceng dari jalur, dan melanggar marka-marka jalan.
- Merasa lelah dan mudah terpancing emosi.

Apakah Anda beresiko? Sebelum berkendara, periksa apakah Anda:

 - Kurang tidur atau lelah (tidur kurang dari 6 jam akan meningkatkan resiko hingga tiga kali lipat.)
- Menderita insomnia, kualitas tidur yang buruk (OSA), atau menanggung banyak hutang tidur.
- Mengendara jarak jauh tanpa jeda istirahat yang cukup.
- Mengendara pada jam-jam biasanya tidur.
- Mengonsumsi obat-obatan yang membuat kantuk (antihistamin, antidepresan atau obat flu.)
- Bekerja lebih dari 60 jam seminggu (meningkatkan resiko hingga 40%.)
- Mengerjakan dua pekerjaan sekaligus dan pekerjaan utamanya adalah pekerjaan dengan shift malam.
- Minum minuman beralkohol (walaupun hanya sedikit.)
- Mengendara sendirian atau melewati jalan yang panjang, sepi dan membosankan.

Sebelum mengendara, seorang pengemudi sebaiknya:
- Tidur yang cukup. Pada orang dewasa 7,5-8,5 jam, sedangkan pada remaja atau dewasa muda 8,5-9,25 jam.

- Untuk perjalanan jauh, usahakan jangan berkendara sendirian. Teman seperjalanan dapat membantu melihat tanda-tanda kantuk dan dapat menggantikan untuk sementara waktu. Penumpang juga sebaiknya tidak tidur dan terus mengobrol dengan pengendara.

 - Ketika merasa lelah sebaiknya hentikan kendaraan, minum kafein, lalu beristirahatlah sejenak. Setelah tidur 20-30 menit kita bangun segar, dan kafein juga persis mulai bekerja, hingga kemampuan mengendara kembali efektif.

 - Hindari alkohol dan obat-obatan yang menyebabkan kantuk.

 - Berkonsultasilah pada dokter atau klinik gangguan tidur jika mengalami kantuk berkepanjangan, sulit tidur di malam hari dan/atau tidur mendengkur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com