Pada dasarnya, alat ini akan merekam aktivitas seseorang, terutama saat berolah raga. Ada laporan kecepatan, jarak yang ditempuh bahkan hingga perkiraan kalori yang dikeluarkan.
Yang menarik, seiring dengan bangkitnya kesadaran akan kesehatan tidur, laporan yang diberikan juga berupa durasi tidur, kecukupan tidur, bahkan merek tertentu memberikan laporan tahapan tidur. Berapa lama kita tidur dalam, atau berapa lama kita tidur ringan. Tapi benarkah laporan tersebut? Seberapa akurat?
Lewat tulisan ini saya akan coba ulas sedikit. Tulisan ini juga sebenarnya jawaban saya atas beberapa pertanyaan teman yang mengirimkan gambar laporan tidurnya lewat sosial media.
Gelang pemantau kebugaran
Sebenarnya, bagaimanakah gelang pemantau ini bekerja? Sensor utamanya bernama accelerometer, berupa sensor yang membaca gerakan. Setiap gerakan, kecepatan, arah dan jarak yang ditempuh direkam dan dilaporkan.
Berdasarkan gerakan dianggap dapat diprediksikan pula seseorang tidur atau tidak. Sementara beberapa produk memprediksikan kedalaman tidur berdasarkan gerakan, hingga dalam pelaporan kedalaman tidur dibagi menjadi tidur ringan.
Masalahnya, gelang-gelang ini kurang akurat. Gerakan manusia sepanjang tahapan tidur hampir sama. Tahapan tidur pun bukan hanya tidur dalam dan ringan saja.
Tidur manusia
Kedokteran tidur juga menggunakan teknologi accelerometer ini untuk melihat pola tidur, namanya actigraphy. Tapi alat serupa jam tangan ini pun hanya digunakan untuk melihat pola, bukan durasi tidur, terlebih tahapan tidur. Karena kita tahu accelerometer tak bisa diandalkan untuk melihat durasi tidur.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.