Samalas
Tak ada aktivitas Samalas tahun ini sebab gunung ini sebenarnya sudah "rubuh". Kini, yang ada adalah anaknya, yakni Gunung Barujari.
Samalas memberi kejutan karena hasil riset tim vulkanolog Indonesia dan asing yang menyatakan bahwa gunung yang berada di kompleks Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, ini diduga pernah meletus dahsyat pada tahun 1257.
Tim vulkanolog meneliti jejak rempah vulkanik yang terdapat di lapisan es kutub utara untuk mengonfirmasi letusan dahsyat Samalas.
Dari hasil studi, diungkap bahwa letusan Samalas bertanggung jawab pada kejadian kelaparan dan kematian massal di Eropa setahun setelah letusan. Ditemukannya ribuan kerangka manusia di London yang dipastikan berasal dari tahun 1258 kemungkinan berkaitan erat dengan dampak global dari letusan Gunung Samalas pada tahun 1257.
Tulisan dalam Babad Lombok menggambarkan kedahsyatan letusan Samalas. Namun, letusan sebenarnya jauh lebih dahsyat dari apa yang digambarkan dalam tulisan tersebut.
Letusan Merapi pada tahun 2010 masuk dalam skala 4. Sementara, letusan Samalas ratusan tahun lalu mencapai skala 7, kekuatannya 1.000 kali lebih besar dari letusan Merapi.
Jika letusan Samalas terjadi saat ini, kerugiannya tak terkira. Letusan Merapi saja sudah membuat 1.000 orang mengungsi. Bila Samalas meletus lagi, semua penerbangan lumpuh, tidak beroperasi.
Dari kejutan yang diberikan gunung-gunung Indonesia, satu pelajaran yang bisa dipetik adalah kewaspadaan. Indonesia berada di wilayah yang secara geologi dan vulkanologi sangat aktif. Perubahan perilaku Merapi dan Sinabung, misalnya, mesti mendapatkan perhatian dan mengubah cara pandang dalam melihat keduanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.