"Saya tidak melihat apapun yang muncul dari balik piringan Matahari. Itu bisa menjadi kuku dalam peti mati," kata astrofisikawan Karl Batams dalam siaran langsung di NASA TV pada dini hari tadi.
"Menyedihkan bahwa sepertinya komet ISON berakhir seperti ini, tetapi kita akan tetap terus mempelajari tentang komet ini," imbuh Batams seperti dikutip dalam berita Reuters pagi ini.
ISON adalah komet yang berasal dari wilayah yang disebut Awan oort, sebuah gudang komet di dekat Tata Surya. Komet ini tergolong menempuh perjalanan selama 5,5 juta tahun dari Awan Oort ke bintang induk Tata Surya.
Saat mencapai perihelion, ISON hanya berjarak 1,2 juta km dari permukaan Matahari. Saat mencapai titik terdekat, ISON bergerak dengan kecepatan mencapai 350 km/detik.
ISON ditemukan oleh astronom Vitali Nevski dan Artyom Nivichonok dari Rusia pada 21 September 2012. Komet ini bersarang di Awan Oort seklama 4,5 juta tahun sebelum gravitasi dari bintang lain mengganggunya hingga menempuh perjalanan ke Tata Surya.
Kematian ISON mengecewakan warga Bumi. Semula, diperkirakan komet ini bisa terlihat dengan mata telanjang pada pertengahan Desember hingga awal Januari.
"Saya harap kita bisa melihat yang lain lagi segera," ungkap Dean Pesnell, ilmuwan dari proyek Solar Dynamics Observatory.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.